Monday, May 31, 2010

Malam Pertama dan Adab Berhubungan Suami-Istri

Kedua: Hendaknya ia mengerjakan shalat sunnah dua raka’at bersama isterinya.

Syaikh al-Albani rahimahullaah berkata: “Hal itu telah ada sandarannya dari ulama Salaf (Shahabat dan Tabi’in).

1. Hadits dari Abu Sa’id maula (budak yang telah dimerdekakan) Abu Usaid.

Ia berkata: “Aku menikah ketika aku masih seorang budak. Ketika itu aku mengundang beberapa orang Shahabat Nabi, di antaranya ‘Abdullah bin Mas’ud, Abu Dzarr dan Hudzaifah radhiyallaahu ‘anhum. Lalu tibalah waktu shalat, Abu Dzarr bergegas untuk mengimami shalat. Tetapi mereka berkata: ‘Kamulah (Abu

Sa’id) yang berhak!’ Ia (Abu Dzarr) berkata: ‘Apakah benar demikian?’

‘Benar!’ jawab mereka. Aku pun maju mengimami mereka shalat. Ketika itu aku masih seorang budak. Selanjutnya mereka mengajariku, ‘Jika isterimu nanti datang menemuimu, hendaklah kalian berdua shalat dua raka’at. Lalu mintalah kepada Allah kebaikan isterimu itu dan mintalah perlindungan kepada-Nya dari keburukannya. Selanjutnya terserah kamu berdua…!’”[2]

2. Hadits dari Abu Waail.

Ia berkata, “Seseorang datang kepada ‘Abdullah bin Mas’ud radhiyallaahu ‘anhu, lalu ia berkata, ‘Aku menikah dengan seorang gadis, aku khawatir dia membenciku.’ ‘Abdullah bin Mas’ud berkata, ‘Sesungguhnya cinta berasal dari Allah, sedangkan kebencian berasal dari syaitan, untuk membenci apa-apa yang dihalalkan Allah. Jika isterimu datang kepadamu, maka perintahkanlah untuk melaksanakan shalat dua raka’at di belakangmu. Lalu ucapkanlah (berdo’alah):

“Ya Allah, berikanlah keberkahan kepadaku dan isteriku, serta berkahilah mereka dengan sebab aku. Ya Allah, berikanlah rizki kepadaku lantaran mereka, dan berikanlah rizki kepada mereka lantaran aku. Ya Allah, satukanlah antara kami (berdua) dalam kebaikan dan pisahkanlah antara kami

(berdua) dalam kebaikan.” [3]

Ketiga: Bercumbu rayu dengan penuh kelembutan dan kemesraan. Misalnya dengan memberinya segelas air minum atau yang lainnya.

Hal ini berdasarkan hadits Asma’ binti Yazid binti as-Sakan radhiyallaahu ‘anha, ia berkata: “Saya merias ‘Aisyah untuk Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam. Setelah itu saya datangi dan saya panggil beliau supaya menghadiahkan sesuatu kepada ‘Aisyah. Beliau pun datang lalu duduk di samping ‘Aisyah. Ketika itu Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam disodori segelas susu. Setelah beliau minum, gelas itu beliau sodorkan kepada ‘Aisyah. Tetapi ‘Aisyah menundukkan kepalanya dan malu-malu.” ‘Asma binti Yazid berkata: “Aku menegur ‘Aisyah dan berkata kepadanya, ‘Ambillah gelas itu dari tangan Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam!’ Akhirnya ‘Aisyah pun meraih gelas itu dan meminum isinya sedikit.” [4]

Keempat: Berdo’a sebelum jima’ (bersenggama), yaitu ketika seorang suami hendak menggauli isterinya, hendaklah ia membaca do’a:

“Dengan menyebut nama Allah, Ya Allah, jauhkanlah aku dari syaitan dan jauhkanlah syaitan dari anak yang akan Engkau karuniakan kepada kami.”

Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Maka, apabila Allah menetapkan lahirnya seorang anak dari hubungan antara keduanya, niscaya syaitan tidak akan membahayakannya selama-lamanya.” [5]

Kelima: Suami boleh menggauli isterinya dengan cara bagaimana pun yang disukainya asalkan pada kemaluannya.

Allah Ta’ala berfirman:

“Artinya : Isteri-Isterimu adalah ladang bagimu, maka datangi-lah ladangmu itu kapan saja dengan cara yang kamu sukai. Dan utamakanlah (yang baik) untuk dirimu. Bertaqwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa kamu (kelak) akan menemui-Nya. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang yang beriman.” [Al-Baqarah : 223]

Ibnu ‘Abbas radhiyallaahu ‘anhuma berkata, “Pernah suatu ketika ‘Umar bin al-Khaththab radhiyallaahu ‘anhu datang kepada Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam, lalu ia berkata, ‘Wahai Rasulullah, celaka saya.’ Beliau bertanya, ‘Apa yang membuatmu celaka?’ ‘Umar menjawab, ‘Saya membalikkan pelana saya tadi malam.’ [6] Dan beliau shallallaahu ‘alaihi wa sallam tidak memberikan komentar apa pun, hingga turunlah ayat kepada beliau:

“Isteri-Isterimu adalah ladang bagimu, maka datangilah ladangmu itu kapan saja dengan cara yang kamu sukai…” [Al-Baqarah : 223]

Lalu Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Setubuhilah isterimu dari arah depan atau dari arah belakang, tetapi hindarilah (jangan engkau menyetubuhinya) di dubur dan ketika sedang haidh”. [7]

Juga berdasarkan sabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam:

“Silahkan menggaulinya dari arah depan atau dari belakang asalkan pada kemaluannya”.[8]

Seorang Suami Dianjurkan Mencampuri Isterinya Kapan Waktu Saja • Apabila suami telah melepaskan hajat biologisnya, janganlah ia tergesa-gesa bangkit hingga isterinya melepaskan hajatnya juga. Sebab dengan cara seperti itu terbukti dapat melanggengkan keharmonisan dan kasih sayang antara keduanya. Apabila suami mampu dan ingin mengulangi jima’ sekali lagi, maka hendaknya ia berwudhu’ terlebih dahulu.

Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Jika seseorang diantara kalian menggauli isterinya kemudian ingin mengulanginya lagi, maka hendaklah ia berwudhu’ terlebih dahulu.” [9]

• Yang afdhal (lebih utama) adalah mandi terlebih dahulu. Hal ini berdasarkan hadits dari Abu Rafi’ radhi-yallaahu ‘anhu bahwasanya Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam pernah menggilir isteri-isterinya dalam satu malam. Beliau mandi di rumah fulanah dan rumah fulanah. Abu Rafi’ berkata, “Wahai Rasulullah, mengapa tidak dengan sekali mandi saja?” Beliau menjawab.

“Ini lebih bersih, lebih baik dan lebih suci.” [10]

• Seorang suami dibolehkan jima’ (mencampuri) isterinya kapan waktu saja yang ia kehendaki; pagi, siang, atau malam. Bahkan, apabila seorang suami melihat wanita yang mengagumkannya, hendaknya ia mendatangi isterinya. Hal ini berdasarkan riwayat bahwasanya Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam melihat wanita yang mengagumkan beliau. Kemudian beliau mendatangi isterinya -yaitu Zainab radhiyallaahu ‘anha- yang sedang membuat adonan roti. Lalu beliau melakukan hajatnya (berjima’ dengan isterinya). Kemu-dian beliau bersabda,

“Sesungguhnya wanita itu menghadap dalam rupa syaitan dan membelakangi dalam rupa syaitan. [11] Maka, apabila seseorang dari kalian melihat seorang wanita (yang mengagumkan), hendaklah ia mendatangi isterinya. Karena yang demikian itu dapat menolak apa yang ada di dalam hatinya.” [12]

Imam an-Nawawi rahimahullaah berkata : “ Dianjurkan bagi siapa yang melihat wanita hingga syahwatnya tergerak agar segera mendatangi isterinya – atau budak perempuan yang dimilikinya -kemudian menggaulinya untuk meredakan syahwatnya juga agar jiwanya menjadi tenang.” [13]

Akan tetapi, ketahuilah saudara yang budiman, bahwasanya menahan pandangan itu wajib hukumnya, karena hadits tersebut berkenaan dan berlaku untuk pandangan secara tiba-tiba.

Allah Ta’ala berfirman:

““Katakanlah kepada laki-laki yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu lebih suci bagi mereka. Sungguh, Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat” .[An-Nuur : 30]

Dari Abu Buraidah, dari ayahnya radhiyallaahu ‘anhu, ia berkata, “Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam ber-sabda kepada ‘Ali.

“Wahai ‘Ali, janganlah engkau mengikuti satu pandangan pandangan lainnya karena yang pertama untukmu dan yang kedua bukan untukmu”. [14]

• Haram menyetubuhi isteri pada duburnya dan haram menyetubuhi isteri ketika ia sedang haidh/ nifas.

Hal ini berdasarkan firman Allah Ta’ala:

“Artinya : Dan mereka menanyakan kepadamu (Muhammad) tentang haidh.

Katakanlah, ‘Itu adalah sesuatu yang kotor.’ Karena itu jauhilah [15] isteri pada waktu haidh; dan janganlah kamu dekati sebelum mereka suci. Apabila mereka telah suci, campurilah mereka sesuai dengan (ketentuan) yang diperintahkan Allah kepadamu. Sungguh, Allah menyukai orang yang bertaubat dan mensucikan diri.” [Al-Baqarah : 222]

Juga sabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam:

“Barangsiapa yang menggauli isterinya yang sedang haidh, atau menggaulinya pada duburnya, atau mendatangi dukun, maka ia telah kafir terhadap ajaran yang telah diturunkan kepada Muhammad shallallaahu ‘alaihi wa sallam.” [16]

Juga sabda beliau shallallaahu ‘alaihi wa sallam:

“Dilaknat orang yang menyetubuhi isterinya pada duburnya.” [17]

• Kaffarat bagi suami yang menggauli isterinya yang sedang haidh.

Syaikh al-Albani rahimahullaah berkata, “Barangsiapa yang dikalahkan oleh hawa nafsunya lalu menyetubuhi isterinya yang sedang haidh sebelum suci dari haidhnya, maka ia harus bershadaqah dengan setengah pound emas Inggris, kurang lebihnya atau seperempatnya. Hal ini berdasarkan hadits Ibnu ‘Abbas radhiyallaahu ‘anhu dari Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam tentang orang yang menggauli isterinya yang sedang haidh. Lalu Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda.

“Hendaklah ia bershadaqah dengan satu dinar atau setengah dinar.’”[18]

• Apabila seorang suami ingin bercumbu dengan isterinya yang sedang haidh, ia boleh bercumbu dengannya selain pada kemaluannya. Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam.

“Lakukanlah apa saja kecuali nikah (jima’/ bersetubuh).” [19]

• Apabila suami atau isteri ingin makan atau tidur setelah jima’

(bercampur), hendaklah ia mencuci kemaluannya dan berwudhu’ terlebih dahulu, serta mencuci kedua tangannya. Hal ini berdasarkan hadits dari ‘Aisyah radhiyallaahu ‘anha bahwasanya Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Apabila beliau hendak tidur dalam keadaan junub, maka beliau berwudhu’

seperti wudhu’ untuk shalat. Dan apabila beliau hendak makan atau minum dalam keadaan junub, maka beliau mencuci kedua tangannya kemudian beliau makan dan minum.” [20]

Dari ‘Aisyah radhiyallaahu ‘anha, ia berkata,

“Apabila Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam hendak tidur dalam keadaan junub, beliau mencuci kemaluannya dan berwudhu’ (seperti wudhu’) untuk shalat.” [21]

• Sebaiknya tidak bersenggama dalam keadaan sangat lapar atau dalam keadaan sangat kenyang, karena dapat membahayakan kesehatan.

• Suami isteri dibolehkan mandi bersama dalam satu tempat, dan suami isteri dibolehkan saling melihat aurat masing-masing.

Adapun riwayat dari ‘Aisyah yang mengatakan bahwa ‘Aisyah tidak pernah melihat aurat Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam adalah riwayat yang bathil, karena di dalam sanadnya ada seorang pendusta. [22]

• Haram hukumnya menyebarkan rahasia rumah tangga dan hubungan suami isteri.

Setiap suami maupun isteri dilarang menyebarkan rahasia rumah tangga dan rahasia ranjang mereka. Hal ini dilarang oleh Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam. Bahkan, orang yang menyebarkan rahasia hubungan suami isteri adalah orang yang paling jelek kedudukannya di sisi Allah.

Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Sesungguhnya manusia yang paling jelek kedudukannya pada hari Kiamat adalah laki-laki yang bersenggama dengan isterinya dan wanita yang bersenggama dengan suaminya kemudian ia menyebarkan rahasia isterinya.” [23]

Dalam hadits lain yang shahih, disebutkan bahwa Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jangan kalian lakukan (menceritakan hubungan suami isteri). Perumpamaannya seperti syaitan laki-laki yang berjumpa dengan syaitan perempuan di jalan lalu ia menyetubuhinya (di tengah jalan) dilihat oleh orang banyak…” [24]

Syaikh Muhammad bin Shalih al-‘Utsaimin rahimahullaah berkata, “Apa yang dilakukan sebagian wanita berupa membeberkan maslah rumah tangga dan kehidupan suami isteri kepada karib kerabat atau kawan adalah perkara yang diharamkan. Tidak halal seorang isteri menyebarkan rahasia rumah tangga atau keadaannya bersama suaminya kepada seseorang.

Allah Ta’ala berfirman:

“Artinya : “Maka perempuan-perempuan yang shalih adalah mereka yang taat (kepada Allah) dan menjaga diri ketika (suaminya) tidak ada, karena Allah telah menjaga (mereka).” [An-Nisaa' : 34]

Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam mengabarkan bahwa manusia yang paling buruk kedudukannya di sisi Allah pada hari Kiamat adalah laki-laki yang bersenggama dengan isterinya dan wanita yang bersenggama dengan suaminya, kemudian ia menyebarkan rahasia pasangannya”. [25]

[Disalin dari buku Bingkisan Istimewa Menuju Keluarga Sakinah, Penulis Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Penerbit Putaka A-Taqwa Bogor - Jawa Barat, Cet Ke II Dzul Qa'dah 1427H/Desember 2006] __________ Foote Note [1]. Hadits shahih: Diriwayatkan oleh Abu Dawud (no. 2160), Ibnu Majah (no.

1918), al-Hakim (II/185) dan ia menshahihkannya, juga al-Baihaqi (VII/148), dari ‘Abdullah bin ‘Amr radhiyallaahu ‘anhuma. Lihat Adabuz Zifaf (hal. 92-93)

[2]. Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah dalam al-Mushannaf (X/159, no. 30230 dan ‘Abdurrazzaq dalam al-Mushannaf (VI/191-192). Lihat Adabuz Zifaf fis Sunnah al-Muthahharah (hal. 94-97), cet. Darus Salam, th. 1423 H.

[3]. Diriwayatkan oleh ‘Abdurrazzaq dalam al-Mushannaf (VI/191, no. 10460, 10461).

[4]. Hadits shahih: Diriwayatkan oleh Ahmad (VI/438, 452, 453, 458). Lihat Adabuz Zifaf fis Sunnah al-Muthahharah (hal. 91-92), cet. Darus Salam, th. 1423 H.

[5]. Hadits shahih: Diriwayatkan oleh al-Bukhari (no. 141, 3271, 3283, 5165), Muslim (no. 1434), Abu Dawud (no. 2161), at-Tirmidzi (no. 1092), ad-Darimi (II/145), Ibnu Majah (no. 1919), an-Nasa-i dalam ‘Isyratun Nisaa’ (no. 144, 145), Ahmad (I/216, 217, 220, 243, 283, 286) dan lainnya, dari ‘Abdullah bin ‘Abbas radhiyallaahu ‘anhuma.

[6]. Pelana adalah kata kiasan untuk isteri. Yang dimaksud ‘Umar bin al-Khaththab adalah menyetubuhi isteri pada kemaluannya tetapi dari arah belakang. Hal ini karena menurut kebiasaan, suami yang menyetubuhi isterinya berada di atas, yaitu menunggangi isterinya dari arah depan. Jadi, karena ‘Umar menunggangi isterinya dari arah belakang, maka dia menggunakan kiasan “membalik pelana”. (Lihat an-Nihayah fii Ghariibil Hadiits (II/209)) [7]. Hadits hasan: Diriwayatkan oleh Ahmad (I/297), an-Nasa-i dalam ‘Isyratun Nisaa’ (no. 91) dan dalam Tafsiir an-Nasa-i (I/256, no. 60), at-Tirmidzi (no. 2980), Ibnu Hibban (no. 1721-al-Mawarid) dan (no.

4190-Ta’liiqatul Hisaan ‘ala Shahiih Ibni Hibban), ath-Thabrani dalam Mu’jamul Kabir (no. 12317) dan al-Baihaqi (VII/198). At-Tirmidzi berkata, “Hadits ini hasan.” Hadits ini dishahihkan oleh al-Hafizh Ibnu Hajar dalam Fat-hul Baari (VIII/291).

[8]. Hadits shahih: Diriwayatkan oleh ath-Thahawi dalam Syarah Ma’anil Aatsaar (III/41) dan al-Baihaqi (VII/195). Asalnya hadits ini diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari (no. 4528), Muslim (no. 1435) dan lainnya, dari Jabir bin ‘Abdillah radhiyallaahu ‘anhuma. Lihat al-Insyirah fii Adabin Nikah (hal. 48) oleh Abu Ishaq al-Huwaini.

[9]. Hadits shahih: Diriwayatkan oleh Muslim (308 (27)) dan Ahmad (III/28), dari Shahabat Abu Sa’id al-Khudri radhiyallaahu ‘anhu.

[10]. Hadits hasan: Diriwayatkan oleh Abu Dawud (no. 219), an-Nasa-i dalam Isyratun Nisaa’ (no. 149), dan yang lainnya. Lihat Shahih Sunan Abi Dawud (no. 216) dan Adabuz Zifaf (hal. 107-108).

[11]. Maksudnya isyarat dalam mengajak kepada hawa nafsu.

[12]. Hadits shahih: Diriwayatkan oleh Muslim (no. 1403), at-Tirmidzi (no.

1158), Adu Dawud (no. 2151), al-Baihaqi (VII/90), Ahmad (III/330, 341, 348,

395) dan lafazh ini miliknya, dari Shahabat Jabir bin ‘Abdillah radhiyallaahu ‘anhuma. Lihat Silsilah ash-Shahiihah (I/470-471).

[13]. Syarah Shahiih Muslim (IX/178).

[14]. Hadits hasan: Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi (no. 2777) dan Abu Dawud (no. 2149).

[15]. Jangan bercampur dengan isteri pada waktu haidh.

[16]. Hadits shahih: Diriwayatkan oleh Abu Dawud (no. 3904), at-Tirmidzi (no. 135), Ibnu Majah (no. 639), ad-Darimi (I/259), Ahmad (II/408, 476), al-Baihaqi (VII/198), an-Nasa-i dalam ‘Isyratun Nisaa’ (no. 130, 131), dari Sahabat Abu Hurairah radhiyallaahu ‘anhu.

[17]. Hadits hasan: Diriwayatkan oleh Ibnu Adi dari ‘Uqbah bin ‘Amr dan dikuatkan dengan hadits Abu Hurairah yang diriwayatkan oleh Abu Dawud (no.

2162) dan Ahmad (II/444 dan 479). Lihat Adaabuz Zifaf fis Sunnah al-Muthahharah (hal. 105).

[18]. Hadits shahih: Diriwayatkan oleh Abu Dawud (no. 264), an-Nasa-i (I/153), at-Tirmidzi (no. 136), Ibnu Majah (no. 640), Ahmad (I/172), dishahihkan oleh al-Hakim (I/172) dan disetujui oleh Imam adz-Dzahabi. Lihat Adabuz Zifaf (hal. 122) [19]. Hadits shahih: Diriwayatkan oleh Muslim (no. 302), Abu Dawud (no.

257), dari Shahabat Anas bin Malik radhiyallaahu ‘anhu. Lihat Adabuz Zifaf (hal. 123).

[20]. Diriwayatkan oleh Abu Dawud (no. 222, 223), an-Nasa-i (I/139), Ibnu Majah (no. 584, 593) dan Ahmad (VI/102-103, dari ‘Aisyah radhiyallaahu ‘anha. Lihat Silsilah ash-Shahiihah (no. 390) dan Shahiihul Jaami’ (no. 4659).

[21]. Hadits shahih: Diriwayatkan oleh al-Bukhari (no. 288), Muslim (no. 306 (25)), Abu Dawud (no. 221), an-Nasa-i (I/140). Lihat Shahiihul Jaami’ (no. 4660).

[22]. Lihat Adabuz Zifaf hal. 109.

[23]. Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah (no. 17732), Muslim (no. 1437), Abu Dawud (no. 4870), Ahmad (III/69) dan lainnya. Hadits ini ada kelemahannya karena dalam sanadnya ada seorang rawi yang lemah bernama ‘Umar bin Hamzah al-‘Amry. Rawi ini dilemahkan oleh Yahya bin Ma’in dan an-Nasa-i. Imam Ahmad berkata tentangnya, “Hadits-haditsnya munkar.” Lihat kitab Mizanul I’tidal (III/192), juga Adabuz Zifaf (hal. 142). Makna hadits ini semakna dengan hadits-hadits lain yang shahih yang melarang menceritakan rahasia hubungan suami isteri.

[24]. Diriwayatkan oleh Ahmad (VI/456-457).

[25]. Fataawaa al-Islaamiyyah (III/211-212).

Adab Hubungan Seks Suami Isteri

Adab Hubungan Seks Suami Isteri
Lelaki wanita yang hidup dalam perkawinan tentu mengharapkan anak dari hasil hubungan antara suami isteri. Tentunya anak yang sehat, cerdas dan berbakti kepada orang tuanya serta taat menjalankan ibadah kepada Allah Taala. Anak yang demikian ini disebut anak yang soleh yang menjadi dambaan bagi setiap orang tua.
Terbentuknya anak menjadi orang yang soleh di samping unsur pendidikan, juga perilaku orang tuanya sewaktu melakukan persetubuhan akan menentukan corak kepribadian anaknya. Oleh sebab itu agama Islam telah memberi tuntutan yang sangat tepat baik ditinjau dari segi kesehatan ataupun moral.
Bimbingan Islam itu antara lain adalah:
Mandi terlebih dahulu bagi suami. Faedahnya adalah membersihkan badan dari semua kotoran dan bau yang kurang sedap, di samping untuk menguatkan syahwat. Cara ini sungguh sangat hygenis karena badan telah dibersihkan dari segala macam bibit penyakit terutama pada bagian alat kelamin.
Berwudhu sebelum bersenggama. Berwudhu ini dilakukan setelah mandi, gunanya adalah untuk membersihkan hadas kecil. Orang yang bersetubuh dalam keadaan suci lahir dan batinnya, lebih tenang dan tenteram daripada bersetubuh dalam keadaan kotor. Wudhu ini lebih ditekankan lagi sewaktu melakukan hubungan seks untuk yang kedua atau ketiga kalinya dalam satu malam. Faedahnya juga untuk menguatkan kelamin dan kebersihan. Sebagaiman tersebut dalam hadis riwayat Muslim yang bersumber dari Abu Said al Khudri, Rasulullah s.a.w. telah bersabda: “Apabila seorang dari kalian mendatangi isterinya, kemudian ia berkehendak mengulangi lagi, maka hendaklah ia berwuduk”.
Sewaktu mendekati isterinya ucapkanlah salam sebagai tanda kasih sayang. Salam mesra ini amat berpengaruh dalam jiwa isteri untuk membangkitkan ghairah seksnya serta perasaan menyerah setulus hati.
Ucapan salam harus disambut isterinya dengan ucapan mesra pula sebagai dorongan agar suaminya benar-benar dapat melaksanakan tugasnya dengan baik.
Selepas kedua-duanya saling mengucapkan salam, suami boleh meneruskan acara itu dengan membelai rambut isterinya serta menciumnya tiga kali sebagai ciuman kasih sayang seraya mengucapkan sholawat nabi tiga kali. “Allahumma Shalli `Alaa Muhammad”. Ucapan selawat ini sebagai satu usaha agar persetubuhan ini mendapat berkat dan diridhoi Allah. Sebagaimana disebutkan dalam hadis Qudsi yang bersumber dari Abdur Rahman bin Auf, Allah telah berfirman kepada Rasulullah s.a.w. yang ertinya: “Barangsiapa mengucapkan salam kepadamu, niscaya Aku (Allah) memberi kesejahteraan kepadanya Dan barangsiapa membaca sholawat kepadamu, nescaya Aku memberi rahmat kepadanya”.
Menjelang akan dilakukannya persetubuhan suami hendaklah membaca doa puji-pujian kepada Allah agar dianugerahi anak yang soleh, taat kepada Allah dan berbakti kepada orang tuanya.
Hendaklah mandi selesai bersetubuh. Tidak seperti mandi ketika bersetubuh, mandi terakhir ini hukumnya wajib, baik mengeluarkan mani ataupun tidak. Kewajipan mandi ini sungguh merupakan tindakan kebersihan dan kesihatan sebab keletihan dan kelelahan badan waktu bersetubuh perlu penyegaran kembali.
Biasanya setelah malam harinya melakukan persetubuhan, maka pada pagi harinya badan terasa lesu, malas dan timbul berbagai perasaan yang bukan-bukan. Timbulnya kelesuan badan itu tiada lain kerana keletihan saraf-saraf di seluruh badan akibat keluarnya air mani dari dalam tubuh yang memerlukan tenaga. Sehubungan dengan itu, Islam telah mewajibkan kepada umatnya untuk mandi setiap kali mengeluarkan air mani atau sehabis bersetubuh. Maka terasalah badan segar kembali, timbul vitaliti baru, hilang rasa ngilu, fikiran berjalan normal seperti sediakala.
Mengenai perintah mandi wajib setelah bersetubuh itu tersimpul dalam hadis nabi riwayat Bukhari dan Muslim yang bersumber dari Abu Hurairah iaitu bermaksud:
“Apabila ia duduk di antara empat anggotanya (dua tangan dan dua kaki) kemudian ia kerjakan dia (perempuan) maka sesungguhnya wajiblah mandi”.
Selanjutnya timbul pertanyaan pada kita apakah boleh melihat aurat semasa melakukan persetubuhan?
Pengertian aurat dalam Islam ialah bagian-bagian tubuh baik lelaki maupun perempuan yang haram dilihat oleh orang yang bukan mahramnya atau suami isteri sendiri. Aurat orang lelaki terdapat di bahagian tubuh antara pusat hingga lutut. Sedang aurat perempuan meliputi seluruh tubuhnya. Bahagian-bahagian aurat ini sama sekali tidak boleh dilihat oleh sesiapapun kecuali oleh mahramnya atau suami isterinya sendiri. Kerana aurat tidak boleh dilihat, wajiblah aurat itu ditutup dengan pakaian yang sopan.
Aurat mempunyai pengaruh tersendiri pada pandangan mata. Ia punya daya rangsangan yang bisa membangkitkan nafsu birahi seseorang.. Hanya dengan melihat aurat, orang lelaki bisa ereksi. Begitu pula perempuan timbul nafsu birahinya karena melihat aurat lelaki. Begitulah aurat yang oleh agama Islam sangat dihormati, yang harus ditutup dari pandangan mata kecuali oleh suaminya, isterinya atau mahramnya sendiri.
Firman Allah Taala:
“Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang mereka perbuat”. (Al Quran Surah An Nur Ayat 30)
firman Allah Taala:
“Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang biasa nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutup kain ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka”. (Al Quran, Surah An Nur Ayat 31)
“Tidaklah boleh orang lelaki melihat aurat orang lelaki dan tidak boleh orang perempuan melihat kepada aurat orang perempuan. Tidak boleh pula orang lelaki berselimut dengan orang lelaki dalam satu kain. Tidak boleh orang perempuan berselimut dengan orang perempuan dalam satu kain”. (Hadis riwayat Muslim dari Abu Said r.a)
Sabda Rasulullah s.a.w.:
“Janganlah kamu perlihatkan pahamu, dan janganlah kamu melihat paha orang hidup dan jangan pula paha orang mati”. (Hadis riwayat Abu Daud, Ibnu Majah dan Hakim)
Jelaslah, melihat aurat antara sesama jenis atau lain jenis dilarang oleh agama kecuali yang melihat itu mahramnya atau suami isterinya sendiri, bagi suami isteri yang ingin meningkatkan gairah seksualnya dalam cumbu rayu, tentu melihatnya diperbolehkan.
Walaupun demikian ada batasan bagi suami isteri melihat aurat iaitu farji atau vagina, maka melihatnya dilarang. Bahkan di dalam hadis disebutkan alasan mengapa dilarang melihat vagina (kemaluan wanita). Rasulullah s.a.w. bersabda yang ertinya:
“Apabila seorang dari kalian mendatangi isterinya maka janganlah ia melihat faraj (kemaluannya) kerana sesungguhnya yang demikian itu menyebabkan buta”.
Adakah maksud melihat faraj itu menyebabkan kebutaan? Kiranya belum ada ketentuan yang pasti secara ilmiah yang membenarkannya. Sebab betapa pun jorok farji itu, akan tetapi farji tidak mengeluarkan zat atau gas-gas yang membutakan. Jadi secara medis melihat farji itu tidak membahayakan mata.
Mengapa hadis menyebutkan begitu? Allahlah yang Maha Mengetahui. Akan tetapi yang jelas farji merupakan anggota kelamin wanita yang sangat dihormati, siapa pun wanitanya. Bahkan wanita primitif-primitif yang belum mengenal kebudayaan pun tidak lupa menutup kemaluan mereka walaupun anggota-anggota badan lainya tetap dibiarkan terbuka bebas. Mereka mempunyai perasaan malu jika kemaluannya dilihat orang lain.
Secara alamiah memberi petunjuk betapa kemaluan wanita itu merupakan anggota kelamin yang terhormat, yang tidak boleh dijadikan tontonan dan dipertontonkan.
Wanita mempunyai sifat pemalu, lebih pemalu daripada lelaki. Malu sebagai salah satu unsur penghalang timbulnya dorongan seksual. Jadi kalau suami akan bersetubuh kemudian merayu isterinya sambil melihat kelaminnya pastilah gairah seksual isterinya akan turun secara drastik kerana didesak oleh rasa malunya. Oleh itu tidak berfaedah sama sekali usaha merayu isterinya yang justru mengharapkan kepuasan dalam hubungan seks.
Di samping itu melihat kelamin wanita atau isterinya biasa menimbulkan akibat lain. yaitu kemungkinan nafsunya akan cepat terangsang sehingga menimbulkan hajat yang tidak terbendung lagi. Sehingga belum juga dia merayu isterinya yang belum siap melakukan hubungan seks, ia sudah terburu-buru memaksa isterinya untuk bersetubuh. Sehingga benar-benar butalah hatinya, ia tidak lagi memikirkan keperluan seks isterinya melainkan hanya keperluan dirinya yang dikejar untuk mencapai kepuasan. Memang benar-benar buta , buta hatinya.
Dengan kenyataan seperti di atas, maka kemungkinan besar larangan melihat kelamin wanita yang terdapat dalam hadis di atas merupakan tindakan moral saja agar setiap orang tidak gegabah melihat kelamin wanita. Jadi buta yang dimaksudkan di dalam hadis tentunya dapat diertikan sebagai buta hati bukan buta mata yang sesungguhnya.
Islam telah menuntut umatnya ke jalan yang benar, hidup yang benar, , dalam ridha Allah. Yang demikian itu dimaksukan agar semua umatnya selalu memegang prinsip yang benar dalam semua segi kehidupannya.

Sunday, May 30, 2010

Sungguh Indah… Bila Pernikahan Dihias dengan Sunnah…

Bismillaah… wash sholaatu wassalaamu alaa Rosulillaah… wa alaa aalihii washohbihii wa man waalaah…

Berikut ini ringkasan kitab Adab Zifaf (Etika Pernikahan), Karya Syeikh Albani rohimahulloh… Semoga bermanfaat bagi para pembaca, khususnya yang bersiap akan melangsungkan pernikahan dan mengakhiri masa lajangnya…

1. Hendaklah dua sejoli yang akan merajut tali suci nikah, meniatkannya untuk membersihkan jiwanya dan menjaga dirinya dari apa yang diharamkan Alloh, karena dengan begitu pergaulan keduanya dicatat sebagai sedekah, sebagaimana sabda Nabi -shollallohu alaihi wasallam- “Pada kemaluan salah seorang diantara kalian ada sedekah”. Para sahabat bertanya: “Wahai Rosululloh, apa dengan memuaskan syahwat, orang bisa menuai pahala?!” . Beliau menjawab: “Bukankah ia akan berdosa jika menaruhnya pada hal yang harom?! Begitu pula sebaliknya, ia akan mendapat pahala jika menaruhnya pada hal yang halal” (HR. Muslim: 1006).

2. Saat pertama kali bertemu atau hendak berhubungan, hendaknya suami meletakkan tangannya pada permulaan kepala istrinya, seraya membaca basmalah, doa untuk keberkahannya (misalnya dengan mengucapkan: “اللَّهُمَّ بَارِكْ لِيْ فِيْها، وَبَارِكْ لَهَا فِيَّ” = ya Alloh berkahilah dia untukku, dan berkahilah aku untuknya), dan doa berikut ini:

اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ خَيْرَهَا وَخَيْرَ مَا جَبَلْتَهَا عَلَيْهِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّهَا وَمِنْ شَرِّ مَا جَبَلْتَهَا عَلَيْهِ

Dengan menyebut nama Alloh… Ya Alloh sungguh aku mohon padamu kebaikan wanita ini, dan kebaikan tabiatnya. Dan aku memohon perlindungan-Mu dari keburukannya dan keburukan tabiatnya.

Sebagaimana sabda Rosululloh -shollallohu alaihi wasallam-: “Jika kalian telah menikahi wanita atau membeli budak, maka peganglah bagian depan kepalanya, ucapkanlah basmalah, berdoalah untuk keberkahannya, dan hendaklah ia mengucapkan… (yakni doa di atas)”. (HR. Abu Dawud, Ibnu Majah, dan yang lainnya, sanadnya hasan)

3. Sholat sunat dua rekaat bersamanya, ketika hendak melakukan hubungan pertamanya, kemudian berdoa:

اللَّهُمَّ بَارِكْ لِيْ فِيْ أَهْلِيْ، وَبَارِكْ ِلأَهْلِيْ فِيَّ، اللَّهُمَّ ارْزُقْهُمْ مِنِّيْ، وَارْزُقْنِيْ مِنْهُمْ، اللَّهُمَّ اجْمَعْ بَيْنَنَا مَا جَمَعْتَ فِيْ خَيْرٍ، وَفَرِّقْ بَيْنَنَا إِذَا فَرَّقْتَ فِيْ خَيْرٍ

Ya Alloh, berilah aku berkah dari istriku, (begitu pula sebaliknya) berilah istriku berkah dariku. Ya Alloh, berilah mereka rizki dariku, (begitu pula sebaliknya) berilah aku rizki dari mereka. Ya Alloh, kumpulkanlah kami jika itu baik bagi kami, dan pisahkanlah kami jika itu baik bagi kami.

Hal ini disunnahkan karena para salaf dulu melakukannya, diantara mereka adalah: Ibnu Mas’ud, Abu Dzar, Hudzaifah.

Syaqiq bin Salamah mengatakan: Suatu hari datang lelaki, namanya: Abu Huraiz, ia mengatakan: “Aku telah menikahi wanita muda dan perawan, tapi aku khawatir ia akan membuatku cekcok”, maka Abdulloh bin Mas’ud mengatakan: “Sesungguhnya kerukunan itu dari Alloh, sedang percekcokan itu dari setan, ia ingin membuatmu benci dengan apa yang Alloh halalkan bagimu. Jika kamu nanti menemuinya, maka suruh istrimu sholat dua rokaat dibelakangmu dan bacalah… (yakni doa di atas)!” (HR. Abu Bakar ibnu Abi Syaibah dan Thobaroni, sanadnya shohih).

4. Bermesraan dengan istri sebelum berhubungan, misalnya dengan menyuguhkan minuman atau yang lainnya.

Sebagaimana dijelaskan dalam hadits Asma’ binti Yazid, ia menceritakan: “(Ketika malam pertamanya Aisyah) aku meriasnya untuk Rosululloh -shollallohu alaihi wasallam-, lalu aku panggil beliau agar melihat Aisyah yang sudah terias, dan beliau pun duduk di sampingnya. Kemudian disuguhkan kepada beliau gelas besar berisi susu, maka beliau meminumnya (sebagian), lalu memberikannya kepada Aisyah, tapi ia malah menundukkan kepalanya karena malu.

Asma: Aku pun menegurnya dan ku katakan padanya: “Ambillah (gelas itu) dari tangan Nabi -shollallohu alaihi wasallam-!”. Maka ia pun mau mengambil dan meminum sebagiannya.

Lalu Nabi -shollallohu alaihi wasallam- mengatakan padanya: “Berikanlah (sisanya) kepada teman wanitamu (yakni Asma’)!”.

Asma: Aku pun balas mengatakan: “Wahai Rosululloh, ambil saja dulu, lalu minumlah, setelah itu baru kau berikan padaku!” Maka beliau pun mengambilnya, meminum, dan selanjutnya memberikannya padaku.

Asma: Lalu aku duduk, dan ku letakkan gelas itu di atas lututku, kemudian mulai ku putar gelas itu sambil kutempelkan mulutku padanya, agar aku bisa mengenai bekas tempat minumnya Nabi -shollallohu alaihi wasallam-.

Kemudian kepada para wanita yang berada di sekitarku, beliau mengatakan: “Berikanlah (wahai Asma’) kepada mereka!”. (Karena sungkan) mereka menjawab: “Kami tidak menyenanginya”.

Maka beliau mengatakan: “Jangan kalian satukan antara lapar dan bohong!”. (Diriwayatkan oleh Imam Ahmad, dengan dua sanad yang saling menguatkan, lihat Al-Musnad: 27044 dan 26925)

5. Hendaklah ia berdoa ketika menggaulinya:

بِسْمِ اللَّهِ، اللَّهُمَّ جَنِّبْنَا الشَّيْطَانَ، وَجَنِّبْ الشَّيْطَانَ مَا رَزَقْتَنَا

Dengan nama Alloh… Ya Alloh jauhkanlah kami dari setan, dan jauhkanlah setan dari anak yang engkau karuniakan pada kami.

Rosul -shollallohu alaihi wasallam- bersabda: “(Dengan doa itu) apabila Alloh berkehendak memberikan anak, niscaya setan takkan mampu membahayakan anaknya selamanya”. (HR. Bukhori:141, dan Muslim:1434)

6. Boleh bagi suami menggauli istrinya di vagina-nya dari arah manapun ia kehendaki, baik dari depan atau belakang. Sebagaimana firman-Nya (yang artinya): “Istri-istri kalian adalah ladang bagi kalian, maka datangilah ladang kalian itu dari mana saja kalian kehendaki!” (Al-Baqoroh: 223).

7. Haram bagi suami menggauli istrinya di dubur-nya, dan itu termasuk dosa besar, karena sabda Rosul -shollallohu alaihi wasallam-: “Terlaknat orang yang menggauli para wanita di dubur-nya (yakni lubang anus)”. (HR. Ibnu Adi, sanadnya hasan).

Syeikh Masyhur mengatakan: “Adapun orang yang menggauli istrinya di duburnya, maka ia telah melakukan tindakan yang melanggar syariat, baik asalnya maupun sifatnya, sehingga ia wajib bertaubat kepada Alloh, dan tidak ada kaffarot (tebusan) baginya kecuali bertaubat kepada Alloh azza wajall“. (Fatawa Syeikh Masyhur, hal. 11, Asy-Syamilah)

8. Berwudhu antara dua sesi berhubungan, dan lebih afdholnya mandi. Sebagaimana Sabda Rosul -shollallohu alaihi wasallam-: “Jika salah seorang dari kalian selesai menggauli istrinya, dan ingin nambah lagi, maka hendaklah ia wudhu, karena itu lebih menggiatkannya untuk melakukannya lagi”. (HR. Muslim:308, dan Abu Nuaim).

Mandi lebih afdhol, karena hadits riwayat Abu Rofi’: “Suatu hari Nabi -shollallohu alaihi wasallam- keliling mendatangi istri-istrinya, beliau mandi di istrinya yang ini, dan mandi lagi di istrinya yang ini. Lalu aku menanyakan hal itu ke beliau: “Wahai Rosululloh, mengapa tidak mandi sekali saja?”. Beliau menjawab: “Karena (mandi berkali-kali) itu, lebih bersih, lebih baik, dan lebih suci”. (HR. Abu Dawud dan yang lainnya, sanadnya hasan)

9. Suami istri dibolehkan mandi bersama di satu tempat, meski saling melihat aurat masing-masing. Ada banyak hadits menerangkan hal ini, diantaranya:

Aisyah mengatakan: “Aku pernah mandi bersama Rosululloh -shollallohu alaihi wasallam- dari satu tempat air, tangan kami saling berebut, dan beliau mendahuluiku, hingga aku mengatakan: “Biarkan itu untukku, biarkan itu untukku!”, ketika itu kami berdua sedang junub. (HR. Muslim: 321)

10. Usai berhubungan hendaklah wudhu sebelum tidur, dan lebih afdholnya mandi. Karena hadits riwayat Abdulloh bin Qois, ia mengatakan: Aku pernah menanyakan ke Aisyah: “Bagaimana Nabi -shollohu alaihi wasallam- dulu ketika junub, apa mandi sebelum tidur, atau sebaliknya tidur sebelum mandi?”. Ia menjawab: “Semuanya pernah beliau lakukan, kadang beliau mandi lalu tidur, dan kadang beliau wudhu lalu tidur”. Aku menimpali: “Segala puji bagi Alloh yang telah menjadikan perkara ini mudah”. (HR. Muslim: 307)

11. Jika istri sedang haid, suami tetap boleh melakukan apa saja dengannya, kecuali jima’. Sebagaimana sabda beliau: “Lakukan apa saja (dengan istri kalian) kecuali jima’“. (HR. Muslim: 302)

Kaffarot (tebusan) bagi orang yang menjima’ istrinya ketika haid, diterangkan dalam hadits riwayat Ibnu Abbas: Nabi -shollallohu alaihi wasallam- pernah ditanya tentang suami yang mendatangi istrinya ketika haid, maka beliau menjawab: “Hendaklah ia bersedekah dengan satu dinar atau setengah dinar!”. (HR. Abu Dawud dan yang lainnya, sanadnya shohih)

Syeikh Masyhur mengatakan: “Yang dimaksud dengan dinar di hadits itu adalah dinar emas, dan 1dinar emas itu sama dengan 1mitsqol, sedang 1mitsqol itu sama dengan 4,24 gram emas murni”. (Fatawa Syeikh Masyhur, hal 11, Asy-Syamilah)

12. ‘Azl (mengeluarkan sperma di luar vagina) dibolehkan, meski lebih baik ditinggalkan.

Karena perkataan Jabir r.a.: “Dulu kami (para sahabat) melakukan ‘azl, di saat Alqur’an masih turun”. (HR. Bukhori:5209, dan Muslim:1440). Dalam riwayat lain dengan redaksi: “Kami (para sahabat) dulu melakukan ‘azl di masa Rosul -shollallohu alaihi wasallam- (masih hidup), lalu kabar itu sampai kepada beliau, tapi beliau tidak melarang kami”. (HR. Muslim:1440)

Namun, lebih baik meninggalkannya sebagaimana sabda beliau -shollalloh alaihi wasallam-: “Azl itu pembunuhan yang samar”. (HR. Muslim, 1442).

13. Setelah malam pertama menggauli istrinya, disunnahkan pada pagi harinya untuk silaturahim mengunjungi para kerabatnya yang sebelumnya telah datang ke rumahnya, mengucapkan salam kepada mereka, mendoakan mereka, dan membalas kebaikan mereka dengan yang setimpal.

Sebagaimana diterangkan dalam hadits riwayat Anas, ia mengatakan: “Rosululloh -shollallohu alaihi wasallam- pernah mengadakan walimah saat malam pertama beliau menggauli Zainab. Beliau mengenyangkan kaum muslimin dengan roti dan daging, lalu keluar mengunjungi para ibunda mukminin (isteri-isteri beliau yang lain), untuk mengucapkan salam dan mendoakan mereka, sebaliknya mereka juga memberikan salam dan mendoakan beliau. Beliau melakukan hal itu, pada pagi hari setelah malam pertamanya”. (HR. Bukhori: 4794).

14. Keduanya wajib menggunakan kamar mandi yang ada di rumahnya, dan tidak boleh masuk kamar mandi umum, berdasarkan hadits Jabir, Rosul -shollallohu alaihi wasallam- bersabda: “Barangsiapa beriman pada Alloh dan hari akhir, maka jangan memasukkan istrinya di kamar mandi umum!”. (HR. Tirmidzi: 2801, sanadnya hasan).

Juga hadits riwayat Ummu Darda’, ia mengatakan: Suatu hari, aku keluar dari kamar mandi umum, lalu Rosul -shollallohu alaihi wasallam- berpapasan denganku, beliau bertanya: “Wahai Ummu Darda’, dari mana?”. Ummu Darda’ menjawab: “Dari kamar mandi umum”. Maka beliau mengatakan: “Sungguh, demi dzat yang jiwaku ada di tangan-Nya, tidaklah seorang wanita menanggalkan pakaiannya di selain rumah salah satu ibunya, melainkan ia telah merusak tabir yang ada antara dia dan Tuhannya yang maha penyayang”. (HR. Ahmad, sanadnya shohih).

15. Kedua pasangan diharamkan menyebarkan rahasia kehidupan ranjangnya.

Sebagaimana sabda beliau: “Sungguh, orang yang paling buruk kedudukannya di sisi Alloh pada hari kiamat nanti, adalah orang yang membuka (aurat) istrinya dan istrinya membuka (aurat)nya, lalu ia menyebarkannya”. (HR. Muslim:1437).

Imam Nawawi mengatakan: “Hadits ini menunjukkan haramnya menyebarkan cerita hubungan suami istri, dan merinci apa yang terjadi pada istrinya, seperti ucapan, perbuatan dan semisalnya.

Adapun sekedar menyebutkan jima’ (secara global) tanpa ada manfaat dan tujuan, maka hukumnya makruh, karena itu tidak sesuai dengan muru’ah (akhlak), padahal beliau -shollallohu alaihi wasallam- telah bersabda: “Barangsiapa beriman pada Alloh dan hari akhir, maka katakanlah yang baik atau (jika tidak), maka hendaklah ia diam”.

Tapi jika ia menyebutkan hal itu, karena adanya tujuan dan manfaat, seperti mengingkari ketidak-sukaannya pada istrinya, atau istrinya menuduh suaminya impoten, atau semisalnya, maka itu tidak makruh, sebagaimana ucapan beliau -shollallohu alaihi wasallam-: “Sungguh aku akan melakukannya, aku dan istriku ini” (HR. Muslim: 350), begitu pula pertanyaan beliau kepada Abu Tholhah: “Apa malam tadi, kalian telah menjalani malam pertama?” (HR. Bukhori:5470, dan Muslim:2144), dan pesan beliau kepada Jabir: “Semangat dan semangatlah” (HR. Bukhori:2097, dan Muslim:715), wallohu a’lam. (lihat Syarah Shohih Muslm: 1437).

16. Mengadakan walimah (resepsi) wajib hukumnya setelah menjima’ istri, dengan dasar hadits Buraidah bin Hushoib, bahwa ketika Ali menikahi Fatimah, beliau mengatakan: “Pernikahan itu harus ada walimahnya”. (HR. Ahmad:22526, sanadnya la ba’sa bih). Juga sabda beliau kepada Abdur Rohman bin Auf: “Adakanlah walimah, walau hanya dengan (menyembelih) seekor kambing!”. (HR. Bukhori:2048, dan Muslim:1427).

17. Beberapa sunnah (tuntunan) dalam walimah, diantaranya:

Hendaknya diadakan selama tiga hari, setelah menjima’ istri. Sebagaimana diterangkan dalam hadits Anas, ia mengatakan: “Nabi -shollallohu alaihi wasallam- dulu menikahi shofiyah, beliau menjadikan anugerah kemerdekaannya sebagai maharnya, dan menjadikan walimah berlangsung tiga hari”. (HR. Abu Ya’la, sanadnya hasan)
Hendaknya mengundang para sholihin, baik yang kaya maupun yang miskin. Sebagaimana sabda beliau: “Janganlah berteman kecuali dengan orang mukmin, dan janganlah menyantap makananmu kecuali orang yang bertakwa!”. (HR. Abu Dawud: 4832, Tirmidzi:2395, dan yang lainnya, sanadnya hasan)
Hendaklah menyembelih lebih dari satu kambing jika mampu. Sebagaimana sabda beliau: “Adakanlah walimah, walau hanya dengan (menyembelih) seekor kambing!”. (HR. Bukhori:2048, dan Muslim:1427).
Dianjurkan dalam pengadaan walimah, agar dibantu orang kaya dan lebih harta.
Sebagaimana dijelaskan dalam hadits riwayat Anas, yang menceritakan kisah menikahnya Rosul -shollallohu alaihi wasallam- dengan Shofiyah, Anas berkata: “…Hingga ketika beliau di tengah perjalanan pulang, Ummu Sulaim mempersiapkan Shofiyah dan menyerahkannya kepada beliau pada malamnya, hingga paginya beliau berstatus arus (pengantin baru). Lalu beliau mengatakan: “Barangsiapa punya sesuatu, maka hendaklah ia bawa kemari!” (dalam riwayat lain redaksinya: “Barangsiapa punya makanan lebih, maka hendaklah dia mendatangkannya kepada kami”… Anas berkata: “Beliau pun menggelar karpet kulitnya, maka mulailah ada orang yang datang dengan keju, ada yang datang dengan kurma, ada juga yang datang dengan lemak, hingga bisa mereka jadikan hais. Kemudian mereka memakannya dan meminum air dari tadahan hujan yang ada di dekat mereka. Begitulah pelaksanaan walimahnya Rosululloh -shollallohu alaihi wasallam-. (HR. Ahmad:11581, Bukhori:371, dan Muslim:1365)

Tidak boleh hanya mengundang yang kaya, dan tidak menyertakan yang miskin.
Sebagaimana sabda beliau: “Seburuk-buruk makanan adalah hidangan walimah yang hanya diperuntukkan bagi orang-orang kaya, sedang orang-orang miskin dilarang untuk mendatanginya” (HR. Bukhori:5177, dan Muslim:1432).

Wajib bagi yang diundang untuk menghadirinya.
Sebagaimana sabda beliau: “Jika salah seorang dari kalian diundang walimah, maka hendaklah ia menghadirinya!”. (HR. Bukhori:5173, dan Muslim:1429). Juga sabdanya: “Jika salah seorang dari kalian diundang, maka hendaklah ia mengharinya, baik itu acara walimah atau pun acara lainnya!”. (HR. Muslim:1429). Juga sabdanya: “Barangsiapa tidak menghadiri udangan, berarti ia telah bermaksiat kepada Alloh dan Rosul-Nya”. (HR. Bukhori:5177, dan Muslim:1432).

Jika yang diundang tidak puasa, maka hendaklah ia memakan hidangan yang ada. Sedang jika ia puasa, maka hendaklah ia tetap hadir dan mendoakan yang mengundangnya.
Sebagaimana sabda beliau: “Jika yang diundang itu tidak puasa, maka makanlah (hidangan yang ada)! Sedang jika ia puasa, maka berdoalah untuknya!” (HR. Abu Dawud:3736, sanadnya shohih).

Jika yang diundang sedang puasa sunat, ia boleh membatalkan puasanya untuk makan hidangan walimah, sebagaimana diceritakan oleh Abu Sa’id Al-Khudri: Aku pernah membuatkan hidangan untuk Rosululloh -shollallohu alaihi wasallam-, lalu beliau dan para sahabatnya mendatangi undanganku. Ketika hidangan disajikan, ada salah seorang berseloroh: “Aku sedang berpuasa”. Maka Rosul -shollallohu alaihi wasallam- mengatakan: “Saudara kalian ini telah mengundang dan mengeluarkan biaya untuk kalian”, lalu beliau mengatakan padanya: “Batalkanlah puasamu, dan qodho’lah di hari lain jika kau menghendakinya!”. (HR. Al-Baihaqi di Sunan Kubro: 8622, sanadnya hasan).
Tidak boleh menghadiri undangan walimah, jika ada maksiatnya, kecuali bila bermaksud mengingkarinya dan berusaha menghilangkan kemaksiatan itu. Jika maksiatnya bisa hilang, (alhamdulillah), tapi bila tidak, ia harus pulang meninggalkannya.
Sebagaimana kisah sahabat Ali berikut: Aku pernah membuat makanan, lalu ku undang Rosululloh -shollallohu alaihi wasallam-, beliau pun datang. Tapi ketika melihat ada gambar-gambar di rumah, beliau langsung kembali. Aku bertanya: “Wahai Rosululloh, -bapak dan ibuku kurelakan untuk menebusmu- apa yang membuatmu pulang lagi?”. Beliau menjawab: “Karena di rumah itu, ada banyak gambar, padahal para malaikat tidak sudi masuk rumah yang ada gambar-gambarnya!”. (HR. Ibnu Majah dan Abu Ya’la, sanadnya shohih).

18. Untuk yang diundang disunatkan melakukan dua hal:

Mendoakan orang yang mengadakan walimah, setelah selesai. Sebagaimana diceritakan oleh Abdulloh bin Busr, bahwa bapaknya pernah membuatkan makanan untuk Nabi -shollallohu alaihi wasallam- dan mengundangnya, maka beliau pun datang. Selesai makan, beliau mendoakan:
اللَّهُمَّ بَارِكْ لَهُمْ فِي مَا رَزَقْتَهُمْ وَاغْفِرْ لَهُمْ وَارْحَمْهُمْ

Ya Alloh, berkahilah rizki yang kau berikan pada mereka, serta ampuni dan rahmatilah mereka. (HR. Ibnu Abi syaibah, Muslim, dan yang lainnya).

Mendoakan kedua mempelai dengan kebaikan dan keberkahan. Ada banyak hadits menerangkan hal ini, diantaranya:
Doa beliau kepada jabir: “بَارَكَ اللهُ لَكَ” (semoga Alloh memberkahimu), atau mengatakan kepadanya “خَيْرًا” (semoga engkau diberi limpahan kebaikan). (HR. Bukhori:5367, dan Muslim:715).
Doa beliau kepada Ali: “اللَّهُمَّ بَارِكْ فِيْهِمَا, وَبَارِكْ لَهُمَا فِيْ بِنَائِهِمَا” (Ya Alloh, berkahilah keduanya, dan berkahilah hubungan keduanya). (HR. Ibnu Sa’d dan Thobaroni di Mu’jam Kabir, sanadnya hasan).
Doa kaum wanita Anshor kepada Aisyah: “عَلَى الْخَيْرِ وَالْبَرَكَةِ, وَعَلَى خَيْرِ طَائِرٍ” (selamat atas kebaikan, keberkahan, dan keberuntungan yang besar). (HR. Bukhori:3894, dan Muslim:1422)
Dari Abu Huroiroh: bahwa Nabi -shollallohu alaihi wasallam- jika mendoakan orang yang menikah mengatakan: “بَارَكَ اللهُ لَكَ, وَبَارَكَ عَلَيْكَ, وَجَمَعَ بَيْنَكُمَا فِيْ خَيْرٍ” (semoga Alloh memberikan keberkahan padamu, menurunkannya atasmu, dan mengumpulkan kalian berdua dalam kebaikan). (HR. Abu Dawud:2130, Tirmidzi:1091 dan yang lainnya, sanadnya shohih sesuai kriteria Imam Muslim)
19. Boleh bagi pengantin wanita melayani tamu laki-laki, jika tidak menimbulkan fitnah dan mengenakan hijab syar’i.

Sebagaimana hadits Sahl bin Sa’d, ia mengatakan: Ketika Abu Usaid telah mengumpuli istrinya, ia mengundang Nabi -shollallohu alaihi wasallam- dan para sahabatnya, maka tidak ada yang membuat dan menyodorkan hidangan, melainkan istrinya, Ummu Usaid… Pada hari itu, istrinya -yang pengantin baru itulah- yang melayani tamu laki-laki. (HR. Bukhori:5176, dan Muslim:2006).

20. Boleh juga mengijinkan para wanita untuk mengumumkan pernikahan dengan menabuh duff (rebana) saja, dan melantunkan nyanyian yang dibolehkan (asal baitnya tidak bercerita kecantikan dan kata-kata kotor).

Rubayyi’ binti Mu’awwidz mengatakan: Nabi -shollallohu alaihi wasallam- pernah menemuiku di pagi hari malam pertamaku, lalu beliau duduk di atas ranjangku seperti posisimu denganku (sekarang ini), di saat itu ada banyak anak kecil wanita menabuh duff, mengenang bapak-bapak mereka yang gugur di perang badr, hingga salah seorang anak wanita itu ada yang mengatakan: “Di sisi kita ada Nabi yang tahu hari esok”. Maka Nabi -shollallohu alaihi wasallam- menegurnya: “Jangan berkata seperti itu, tapi katakanlah apa yang kau ucapkan sebelumnya”. (HR. Bukhori:4001)

21. Hendaklah berusaha meninggalkan hal yang dilarang syariat, terutama ketika acara pernikahan, misalnya:

Memajang gambar yang bernyawa di dinding.
Rosul -shollallohu alaihi wasallam- bersabda: “Sungguh, rumah yang ada gambarnya tidak dimasuki para malaikat “. (HR. Bukhori: 2105, dan Muslim: 2107)

Aisyah mengatakan: Rosul -shollallohu alaihi wasallam- pernah masuk menemuiku, saat itu aku menutupi lemari kecil dengan kain tipis yang bergambar, [dalam riwayat lain redaksinya: "yang bergambar kuda bersayap"]. Melihat itu, beliau langsung merobeknya, dan berubah raut wajahnya. Beliau mengatakan: “Sesungguhnya orang yang paling pedih adzabnya di hari kiamat adalah, mereka yang menyaingi ciptaan Alloh” Aisyah mengatakan: Akhirnya kain itu ku potong dan kujadikan satu atau dua bantal. (HR. Bukhori: 5954, dan Muslim: 2107).

Untuk mengetahui lebih banyak hadits tentang larangan melukis obyek bernyawa, silahkan merujuk ke artikel kami di link berikut: http://addariny.wordpress.com/2009/06/30/651/

Syeikh Albani berpendapat haramnya menutup dinding rumah dengan kain, meski bukan dengan sutra, karena itu termasuk isrof dan hiasan yang tidak sesuai syariat. Rosul -shollallohu alaihi wasallam- bersabda:
إِنَّ اللَّهَ لَمْ يَأْمُرْنَا أَنْ نَكْسُوَ الْحِجَارَةَ وَالطِّينَ

Sesungguhnya Alloh tidak menyuruh kita untuk menutupi batu dan tanah. (HR. Muslim: 2106)

Imam Nawawi mengatakan: “Para ulama memakai hadits itu sebagai dalil larangan menutup dinding dan lantai dengan kain, larangan itu adalah karohah tanzih, bukan larangan yang mengharamkan, dan inilah pendapat yang benar. Sedang Syeikh Abul Fath Nashr Al-Maqdisi dari sahabat kami (madzhab syafi’i) berpendapat haramnya hal itu. Tapi, dalam hadits ini tidak ada yang menunjukkan keharamannya, karena hakekat lafalnya: “Alloh tidak menyuruh kita melakukan itu”, ini berarti bahwa hal itu tidak wajib dan tidak sunat, dan tidak menunjukkan pengharaman sesuatu, wallohu a’lam. (Syarah Shohih Muslim, hadits no: 2106)

Mencabut alis dan lainnya, karena Rosul -shollallohu alaihi wasallam- telah melaknat orang yang berbuat demikian. (HR. Bukhori: 4886, dan Muslim: 2125)
Mewarnai kuku dengan cat (sehingga menutupi jalannya air wudhu). Adapun sunnahnya adalah mewarnainya dengan hinna’.
Memanjangkan kuku, karena itu bertentangan dengan fitrah. Rosul bersabda: “Lima hal termasuk fitrah: “Khitan, mengerik bulu kemaluan, mencukur kumis, memotong kuku, dan mencabut bulu ketiak” (HR. Bukhori: 5889, dan Muslim: 257).
Rosululloh juga melarang kita membiarkannya lebih dari 40 malam, sebagaimana perkataan Anas bin Malik:

وُقِّتَ لَنَا فِي قَصِّ الشَّارِبِ وَتَقْلِيمِ الْأَظْفَارِ وَنَتْفِ الْإِبِطِ وَحَلْقِ الْعَانَةِ أَنْ لَا نَتْرُكَ أَكْثَرَ مِنْ أَرْبَعِينَ لَيْلَةً

Kami diberi batasan waktu untuk: Menyukur kumis, memotong kuku, mencabuti ketiak, dan mengerik bulu sekitar kemaluan, (yakni) agar kami tak membiarkannya lebih dari 40 malam. (HR. Muslim: 258)

Mencukur jenggot, karena memelihara jenggot itu wajib hukumnya, sebagaimana sabda beliau: Cukur-tipislah kumis dan panjangkanlah jenggot, selisilah kaum majusi!. (HR. Muslim: 260)
Mempelai pria mengenakan cincin tunangan dari emas. Rosul -shollallohu alaihi wasallam- bersabda:
حُرِّمَ لِبَاسُ الْحَرِيرِ وَالذَّهَبِ عَلَى ذُكُورِ أُمَّتِي وَأُحِلَّ لِإِنَاثِهِمْ

Pakaian sutra dan emas diharamkan untuk umatku yang laki-laki, dan dihalalkan untuk mereka yang wanita. (HR. Tirmidzi: 1720, dishohihkan oleh Albani)

22. Wajib hukumnya memperlakukan istri dengan baik, dan menuntunnya kepada hal-hal yang halal, khususnya bila istrinya masih muda.

Rosululloh -shollallohu alaihi wasallam- bersabda: “Sebaik-baik kalian, adalah yang paling baik terhadap istrinya, dan aku adalah orang yang paling baik diantara kalian terhadap istriku” (HR. Tirmidzi: 3895, dishohihkan Albani)

Beliau juga bersabda: “Berilah nasehat baik pada wanita (istri), karena mereka itu tawananmu”. (HR. Tirmidzi: 1163, Ibnu Majah: 1851, dan yang lainnya. Dihasankan oleh Albani)

Beliau juga bersabda: “Janganlah lelaki mukmin membenci wanita mukminah (istrinya), karena jika dia benci salah satu tabiatnya, pasti ada hal lain yang ia suka” (HR. Muslim: 1469).

Aisyah mengisahkan: Suatu hari Rosululloh -shollallohu alaihi wasallam- pulang dari perang tabuk atau perang khoibar. (Saat itu) lemari kecil Aisyah tertutup tirai, lalu berhembuslah angin, yang menyingkap tirai itu, sehingga terlihatlah banyak mainan boneka wanita milik Aisyah. Beliau bertanya: “Apa ini, wahai Aisyah?”, ia menjawab: “Anak-anak perempuanku”. Diantara mainannya itu beliau juga melihat ada boneka kuda bersayap dua yang terbuat dari kain, lalu mengatakan: “Kalau yang di tengah ini apa?”, ia menjawab: “itu kuda”, beliau menimpali: “terus apa yang diatasnya?”, ia menjawab: “dua sayapnya”, beliau mengatakan: “kuda mempunyai dua sayap?”, ia menjawab: “bukankah engkau pernah mendengar bahwa Nabi Sulaiman memiliki kuda bersayap?!”. (Mendengar itu) beliau langsung tersenyum hingga kulihat gigi-gigi gerahamnya. (HR. Abu Dawud: 4932 dan yang lainnya, sanadnya hasan).

23. Sebaiknya suami membantu pekerjaan rumah istrinya, bila ada waktu senggang dan tidak sedang lelah. Sebagaimana disebutkan Aisyah: “Dahulu beliau -shollallohu alaihi wasallam- biasa membantu istrinya, dan beliau pergi untuk sholat bila tiba waktunya”. (HR. Bukhori: 676). Aisyah juga mengatakan: “Beliau itu manusia seperti yang lainnya, mencuci pakaiannya, memerah kambingnya, dan membantu istrinya”. (HR. Ahmad: 25662, sanadnya kuat)

24. Pesan-pesan untuk kedua mempelai:

Hendaklah keduanya ta’at kepada Alloh dan saling mengingatkan untuk itu. Hendaklah keduanya menjalankan syariat-Nya yang tetap dalam Qur’an dan Sunnah, dan tidak meninggalkannya hanya karena taklid, atau adat masyarakat, atau madzhab tertentu, Alloh berfirman:
وَمَا كَانَ لِمُؤْمِنٍ وَلَا مُؤْمِنَةٍ إِذَا قَضَى اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَمْرًا أَنْ يَكُونَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ مِنْ أَمْرِهِمْ وَمَنْ يَعْصِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالًا مُبِينًا

Dan tidaklah pantas bagi mukmin dan mukminah, apabila Alloh dan Rosul-Nya telah menetapkan suatu hukum dalam urusan mereka, untuk memilih (pilihan lainnya), karena barangsiapa mendurhakai Alloh dan Rosul-Nya, sungguh ia telah tersesat dengan kesesatan yang nyata. (Al-Ahzab: 36).

Hendaklah keduanya menjaga hak dan kewajiban masing-masing. Maka janganlah istri menuntut suaminya hak yang sama dalam segala hal! Sebaliknya, janganlah suami memanfaatkan harta dan posisinya sebagai kepala rumah tangga, untuk mendholimi istrinya, seperti memukulnya tanpa ada sebab syar’i. Alloh azza wajall berfirman:
وَلَهُنَّ مِثْلُ الَّذِي عَلَيْهِنَّ بِالْمَعْرُوفِ وَلِلرِّجَالِ عَلَيْهِنَّ دَرَجَةٌ وَاللَّهُ عَزِيزٌ حَكِيمٌ

Para istri itu memiliki hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang patut, dan para suami itu memiliki kelebihan di atas mereka. Dan Alloh adalah maha perkasa lagi maha bijaksana. (Al-Baqoroh: 228)

Mu’awiyah bin Haidah bertanya: “Wahai Rosululloh, apa hak istri atas suaminya?” Beliau menjawab: “Yaitu, memberinya makan dan sandang jika memintanya, tidak mengatakan ‘Qobbahakilloh’ (semoga Alloh menjadikanmu buruk), tidak memukul wajahnya, [tidak mendiamkannya kecuali di dalam rumahnya]“. (HR. Abu Dawud: 2142, dan Ahmad: 19541).

Rosul juga bersabda: “Orang yang adil akan menduduki singgasana dari cahaya diatas tangan kanan Alloh yang maha penyayang, dan kedua tangan-Nya itu kanan, yaitu mereka yang adil dalam mengatur kekuasaannya, keluarganya, dan tanggung jawab yang serahkan padanya. (HR. Muslim: 1827).

Bila keduanya tahu hal ini dan menerapkannya dengan baik, niscaya Alloh akan menjadikan hidup keduanya baik, tentram, bahagia. Alloh berfirman:

مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

Barangsiapa melakukan kebajikan dalam keimanan, baik laki-laki maupun perempuan, pasti Kami berikan padanya kehidupan yang baik, dan Kami pasti membalas mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. (An-Nahl: 97)

25. Sabda Nabi -shollallohu alaihi wasallam- khusus untuk sang istri:

إذا صلت المرأة خمسها وحصنت فرجها وأطاعت بعلها دخلت من أي أبواب الجنة شاءت

Bila perempuan mendirikan sholatnya, menjaga kehormatannya, dan mentaati suaminya, ia pasti masuk surga dari pintu manapun ia kehendaki. (HR. Thobaroni, sanadnya hasan)

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قِيلَ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّ النِّسَاءِ خَيْرٌ قَالَ الَّتِي تَسُرُّهُ إِذَا نَظَرَ وَتُطِيعُهُ إِذَا أَمَرَ وَلَا تُخَالِفُهُ فِي نَفْسِهَا وَمَالِهَا بِمَا يَكْرَهُ

Abu Hurairoh mengatakan: Rosululloh pernah ditanya: “Siapa wanita yang paling baik?”, beliau menjawab: “Yaitu wanita yang menyenangkan bila suaminya memandangnya, mentaati bila diperintah, dan ia tidak menyelisihi suaminya karena sesuatu yang dibencinya, baik dengan diri maupun hartanya” (HR. Nasa’i: 3231 dan yang lainnya, dishohihkan oleh Albani)

قَالَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الدُّنْيَا مَتَاعٌ وَخَيْرُ مَتَاعِ الدُّنْيَا الْمَرْأَةُ الصَّالِحَةُ

Rosul -shollallohu alaihi wasallam- bersabda: “Seluruh dunia ini adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita yang sholihah”. (HR. Muslim: 1467)

عَنِ الْحُصَيْنِ بْنِ مِحْصَنٍ، أَنَّ عَمَّةً لَهُ أَتَتْ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي حَاجَةٍ، فَفَرَغَتْ مِنْ حَاجَتِهَا، فَقَالَ لَهَا النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَذَاتُ زَوْجٍ أَنْتِ؟ قَالَتْ: نَعَمْ. قَالَ: كَيْفَ أَنْتِ لَهُ؟ قَالَتْ: مَا آلُوهُ إِلَّا مَا عَجَزْتُ عَنْهُ. قَالَ: فَانْظُرِي أَيْنَ أَنْتِ مِنْهُ فَإِنَّمَا هُوَ جَنَّتُكِ وَنَارُكِ

Dari Hushoin bin Mihshon: bahwa bibinya pernah menemui Rosululloh shollallohu alaihi wasallam- karena suatu keperluan, setelah selesai beliau bertanya: “Apa anda bersuami?”. “Ya”, jawabku. “Bagaimana sikapmu terhadapnya?” tanya beliau. “Aku bersungguh-sungguh di dalam (menaati dan melayani)-nya, kecuali pada hal yang tidak ku mampui”, jawabku. Maka beliau mengatakan: “Lihatlah bagaimana hubunganmu dengannya! karena suamimu itu surga dan nerakamu”. (HR. Ahmad: 18524 dan yang lainnya, sanadnya shohih)

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا تَصُمْ الْمَرْأَةُ وَبَعْلُهَا شَاهِدٌ إِلَّا بِإِذْنِهِ وَلَا تَأْذَنْ فِي بَيْتِهِ وَهُوَ شَاهِدٌ إِلَّا بِإِذْنِهِ

Janganlah istri berpuasa selain Romadhon saat suaminya bersamanya, kecuali dengan izinnya. Istri juga tidak boleh mengijinkan orang lain masuk rumah, kecuali dengan izin suaminya. (HR. Muslim: 1026)

إذا دعا الرجل امرأته إلى فراشه فلم تأته فبات غضبان عليها لعنتها الملائكة حتى تصبح [وفي رواية : حتى ترجع] [وفي أخرى: حتى يرضى عنها]ـ

Jika suami mengajak istrinya ke ranjang, tapi ia tidak menurutinya hingga suaminya marah, maka para malaikat melaknatnya “hingga pagi tiba“ (HR. Bukhori: 3237, dan Muslim: 1436)… [dalam riwayat lain: "hingga ia kembali (menurutinya)"] (HR. Bukhori: 5194, dan Muslim: 1436)… [dalam riwayat lain: "hingga si suami merelakannya"] (HR. Muslim: 1736).

لَوْ كُنْتُ آمِرًا أَحَدًا أَنْ يَسْجُدَ لِأَحَدٍ لَأَمَرْتُ الْمَرْأَةَ أَنْ تَسْجُدَ لِزَوْجِهَا

Seandainya aku boleh menyuruh seseorang untuk sujud kepada orang lain, tentu aku sudah menyuruh istri untuk sujud kepada suaminya. (HR. Abu Dawud: 2140, Tirmidzi: 1159, Ibnu Majah: 1853, Ahmad: 18913, dan yang lainnya, dishohihkan Albani)

وَلَا تُؤَدِّي الْمَرْأَةُ حَقَّ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ عَلَيْهَا كُلَّهُ حَتَّى تُؤَدِّيَ حَقَّ زَوْجِهَا عَلَيْهَا كُلَّهُ، حَتَّى لَوْ سَأَلَهَا نَفْسَهَا وَهِيَ عَلَى ظَهْرِ قَتَبٍ لَأَعْطَتْهُ إِيَّاهُ

Dan seorang istri tidak akan memenuhi hak Alloh atasnya dengan sempurna, hingga ia memenuhi hak suaminya dengan sempurna, hingga seandainya si suami meminta dirinya saat di pelana, maka ia tidak menolak ajakannya. (HR. Ahmad: 18913, dan yang lainnya, dishohihkan Albani)

لا تؤذي امرأة زوجها في الدنيا إلا قالت زوجته من الحور العين: لا تؤذيه قاتلك الله فإنما هو عندك دخيل يوشك أن يفارقك إلينا

Tidaklah seorang istri menyakiti suaminya ketika di dunia, kecuali istrinya dari kalangan bidadari mengatakan padanya: “Janganlah engkau menyakitinya, qootalakillah, karena suamimu itu sebenarnya tamu, yang sebentar lagi meninggalkanmu untuk menemui kami”. (HR. Ahmad: 21596, Tirmidzi: 1174, dan Ibnu Majah: 2014, dishohihkan Albani)

Alhamdulillah… selesai sudah ringkasan ini… semoga bermanfaat bagi para pembaca… dan kurang lebihnya kami mohon maaf… wassalam…

Nasihat untuk pengantin baru

Nasihat Untuk Pengantin Baru

Setelah al-Harith bin Amr, raja negeri Kandah berkahwin dengan anak perempuan ‘Auf bin Muhlim Asyaibani, di waktu utusan di raja hendak membawa pengantin perempuan untuk disampaikan kepada Raja tadi, maka ibunya berwasiat kepada anak perempuannya ini. Dia berkata:-

“Wahai anakku!

Kalaulah wasiat ini

untuk kesempurnaan adabmu

aku percaya kau telah mewarisi segala-galanya,

Tetapi!

Ia sebagai peringatan untuk yang lalai

dan pedoman kepada yang berakal.

Andai ibu-bapamu dapat memberikan segala-galanya

nescaya,

tidak perlu bagimu seorang suami

dan kau terlalu berharga bagi kami,

Tetapi!

Wanita dicipta untuk lelaki

Lelaki dicipta untuk wanita.

Bercerailah kau dari ayunan buaianmu

meninggalkan teratak tempat besarmu

melangkah menuju ke alam baru

yang belum kau kenal

yang belum kau biasa

Kau memiliki suamimu

anggap dirimu sebagai hamba

tentunya suamimu

jadi teman yang paling setia

Bawalah wasiat dariku

sepuluh sifat

sebagai bekal perjalanan

menuju alam bahagia

Relakan hatimu

sekadar yang ada

semoga suci hatimu

dengan taat setia

dan hulur tanganmu

tanda mahu berganding bahu

jauhkan dirimu dari

segala yang jelek

yang dihidu atau dipandang mata

juga awasi gerak-lakumu

agar tidak sumbang mengguris rasa

Sembunyikan suram wajahmu

gantikan ia dengan sinar

secerah sang suria pagi

Dan badan yang semerbak harum

Bermandikan bauan

Mata berpasak, kening bercelak

Itu menambah seri

Itu membangkitkan berahi

Dan…..

Air cukup memadai

Bagi yang tiada

Jaga masa makannya

Juga waktu tidurnya

Kerana,

Perut kosong hilang bicara

Mata mengantuk hilang kesabaran di dada

Kunci mulutmu

Tabahkan hatimu

Badanmu terselamat

Jiwa temanmu tidak terseksa

Simpan dulu kerianganmu

Di kala dia berduka

Pendamkan kesedihanmu

Di kala dia bergembira

Akibat aksi tidak senada

Hilang simpatimu di sebab pertama

Keruh suasana di sebab kedua

Hulur tanganmu…

Andai kau menghulur sebelah tangan

Nescaya dia menghulur kedua belah tangan

Tidak cukup tangan, nyiru pula ditadahkan

Ketahuilah!

Kasihmu tidak sampai ke mana

Jika hatimu berdua tidak sejiwa

Kasih kau, kasihlah dia

Benci kau, bencilah dia

Allah saja yang menentukan nasibmu.”

“Kau bawalah wasiatku ini, dan sampaikan salamku kepada suamimu.” Beginilah ibu tadi menambah pesan kepada anaknya. Seterusnya wanita itu telah mencapai kedudukan yang mulia di sisi suaminya. Dia telah memperoleh tujuh orang anak lelaki, yang kesemua mereka telah menjadi pemerintah negeri Yaman selepas ayah mereka. Beginilah seterusnya status wanita-wanita yang memiliki kelebihan.

Aku sudahi dengan nama Allah, semoga Dia memberi taufik dan hidayat.

Nasihat Rasulullah Untuk Pengantin Baru

Rasulullah SAW begitu romantis kepada istrinya. Beliaupun punya nasihat indah bagi setiap pengantin baru. Apa sajakah? Berikut nasihat beliau.
• MENCIUM KENING
Malam pertama begitu indah, tapi kata Rasulullah, harus diiringi doa serta memberikan sentuhan kemesraan perdana kepada istri. Rasulullah SAW bersabda: “Apabila salah seorang dari kamu menikahi wanita atau membeli seorang budak, maka peganglah ubun-ubunya lalu bacalah ‘basmalah’ serta doakanlah dengan doa berkah seraya mengucapkan: ‘Ya Allah, aku memohon kebaikannya dan kebaikan tabiatnya yang ia bawa. Dan aku berlindung dari kejelekannya dan kejelekan tabiat yang ia bawa.’” (HR. Abu Dawud, Ibnu Majah, al-Hakim).
• SALAT SUNAH
Agar pernikahan kita diiringi rida dan rahmat Allah, Rasul pun mengajarkan agar sebelum berhubungan suami istri di malam pertama hendaknya salat sunah dua rakaat lebih dulu.
Anjuran ini bisa kita lihat dalam sebuah hadis dari Abu Sa’id maula (budak yang telah dimerdekakan) Abu Usaid. Ia berkata: “Aku menikah ketika aku masih seorang budak. Ketika itu aku mengundang beberapa orang Shahabat Nabi, diantaranya ‘Abdullah bin Mas’ud, Abu Dzarr dan Hudzaifah radhiyallaahu ‘anhum. Lalu tibalah waktu shalat, Abu Dzarr bergegas untuk mengimami salat. Tetapi mereka berkata: ‘Kamulah (Abu Sa’id) yang berhak!’ Ia (Abu Dzarr) berkata: ‘Apakah benar demikian?’ ‘Benar!’ jawab mereka. Aku pun maju mengimami mereka salat. Ketika itu aku masih seorang budak. Selanjutnya mereka mengajariku, ‘Jika isterimu nanti datang menemuimu, hendaklah kalian berdua shalat dua rakaat. Lalu mintalah kepada Allah kebaikan istrimu itu dan mintalah perlindungan kepada-Nya dari keburukannya. Selanjutnya terserah kamu berdua…’” (Adabuz Zifaf fis Sunnah al-Muthahharah).
• DOA PEMBUKA
Setelah salat sunah dua rakaat, dianjurkan pula untuk berdoa. Sebagaimana hadis: “Seorang datang kepada ‘Abdullah bin Mas’ud radhiyallaahu ‘anhu, lalu ia berkata, ‘Aku menikah dengan seorang gadis, aku khawatir dia membenciku.’ ‘Abdullah bin Mas’ud berkata, ‘Sesungguhnya cinta berasal dari Allah, sedangkan kebencian berasal dari setan, untuk membenci apa-apa yang dihalalkan Allah. Jika isterimu datang kepadamu, maka perintahkanlah untuk melaksanakan salat dua rakaat di belakangmu. Lalu ucapkanlah (berdoalah): “Ya Allah, berikanlah keberkahan kepadaku dan isteriku, serta berkahilah mereka dengan sebab aku. Ya Allah, berikanlah rezeki kepadaku lantaran mereka, dan berikanlah rezeki kepada mereka lantaran aku. Ya Allah, satukanlah antara kami (berdua) dalam kebaikan dan pisahkanlah antara kami (berdua) dalam kebaikan.” (lihat di Kitab al-Mushannaf).
• MINUM SEGELAS AIR
Sebelum memulai hubungan kali pertama, Rasul berpesan agar jangan terburu-buru. Alangkah baiknya dimulai dengan kelembutan dan kemesraan. Misalnya, dengan memberinya segelas air minum atau yang lainnya. Sebagaimana hadis Asma’ binti Yazid binti as-Sakan r.a., ia berkata: “Saya merias ‘Aisyah untuk Rasulullah SAW. Setelah itu saya datangi dan saya panggil beliau supaya menghadiahkan sesuatu kepada ‘Aisyah. Beliau pun datang lalu duduk disamping ‘Aisyah. Ketika itu Rasulullah SAW disodori segelas susu. Setelah beliau minum, gelas itu beliau sodorkan kepada ‘Aisyah. Tetapi ‘Aisyah menundukkan kepalanya dan malu-malu.” ‘Asma binti Yazin berkata: “Aku menegur ‘Aisyah dan berkata kepadanya, ‘Ambillah gelas itu dari tangan Rasulullah SAW!’ Akhirnya ‘Aisyah pun meraih gelas itu dan meminum isinya sedikit.” (HR. Ahmad di kitab Adabuz Zifaf fis Sunnah al-Muthahharah)
• DOA SEBELUM BERHUBUNGAN
Subhanallah, Islam begitu indah mengatur hubungan suami istri. Setiap kali akan berhubungan suami istri, selalu diingatkan untuk senantiasa berdoa: “Bismillah, Allahumma jannibnaasy syaithaana wa jannibisy syaithaana maa razaqtana.”
Artinya: “Dengan menyebut nama Allah, Ya Allah, jauhkanlah aku dari setan dan jauhkanlah syaitan dari anak yang akan Engkau karuniakan kepada kami.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Rasulullah SAW juga bersabda: “Maka, apabila Allah menetapkan lahirnya seorang anak dari hubungan antara keduanya, niscaya syaitan tidak akan membahayakannya selama-lamanya.” (HR. Bukhari, Muslim).

Sembahyang Di Awal Waktu

Sembahyang merupakan perintah Allah yg pertama diwahyukan Allah kepada Nabi saw. Kenapa kita kena menjaga sembahyang di awal waktu terutama kaum wanita..?. dikatakan wanita ini mempunyai 3 perkara yang mana jika ia melengah2kan sembahyang menyebabkannya mendapat dosa.

1) haid/nifas
2) kedatangan tetamu
3) mati

Justeru kaum wanita perlulah peka pada keadaan ini..

Apa maksud sembahyang?
Maksud sembahyang ialah untuk kita membawa sifat2 di dalam sembahyang ke dalam kehidupan seharian kita spt menutup aurat,menundukkan pandangan,membaca ayat al-quran,berzikir dan berdoa. Apabila di dalam sembahyang kita mensucikan diri dengan berwudhuk,fikiran kita hanya tertuju pada Allah swt,lidah kita sentiasa berzikir dan gerakan badan kita sesuai dengan perintah Allah, aurat di tutup dengan sempurna, maka di luar sembahyang pun kita harus melakukan perbuatan seperti itu.

Kita juga perlu meyakini bahawa dengan sembahyang Allah akan membantu dan menyelesaikan masalah yang kita hadapi. Sahabat2 dahulu mereka begitu yakin dengan sembahyang sehingga anak yang mati boleh hidup kembali,pengisar gandum boleh mengeluarkan gandum dll. Semuanya menunjukkan betapa yakinnya mereka dengan perantaraan sembahyang dapat menyelesaikan masalah mereka.

Hari ini manusia ramai yang mensyirikkan Allah,sehingga apa sahaja yg mereka lakukan mereka mencari asbab tanpa dahulu memohon pada pemberi asbab iaitu Allah swt. Di dalam sebuah hadis disebutkan bahawa Rasulullah saw bersabda" Barangsiapa yang menjaga solahnya,maka ia akan mendapat lima keuntungan,
1) Allah swt akan menghilangkan kesempitan hidupnya.
2) Ia akan diselamatkan dari seksa kubur.
3) Ia akan menerima buku amalan dengan tangan kanan.
4) Ia akan melalui titian sirat sepantas kilat.
5) Ia akan masuk syurga tanpa hisab.

Untuk mendapat hakikat sembahyang ini maka kita kenalah jaga sembahyang kita di awal waktu dan galakkan suami dan mahram kita yg lelaki untuk bersembahyang di masjid...setiap pekerjaan yang kita lakukan perlulah mengikut waktu sembahyang,bukan waktu sembahyang itu mengikut pekerjaan kita maksudnya 5 ke 10 minit sebelum waktu sembahyang kita dah prepare wudhuk dan sudah berada di tikar sembahyang..biarlah kita menjadi manusia yang sentiasa tertunggu2 waktu utk mengabdikan diri pada Allah swt. Hendaklah kita bawa lima sifat dalam sembahyang kita iaitu:
1) Keyakinan yang sempurna terhadap janji2 Allah.
2) Sembahyang seperti yang dicontahkan oleh Rasulullah saw.
3) Tahu hukum sembahyang,sembahyang tawajjuh,x lalai dan sebagainya.
4) Bawa sifat ehsan,di mana kita meyakini bahawa Allah senantisa melihat kita,walaupun kita tidak dapat melihat Allah.
5) Ikhlas yakni niat sembahyang semata2 kerana Allah.

Selain itu juga kita perbanyakkanla sembahyang2 sunat yang lain seperti tahajjud,dhuha dll agar sembahyang tersebut dapat menampung kekurangan sembahyang fardhu kita..mohonlah pada Allah semoga Allah masukkan dalam diri kita sembahyang yang khusyuk..

Istiqomah Al-Quran dan Zikir

Al-Quran:


Nabi Muhammad saw telah bersabda:”Tetaplah membaca al-quran kerana al-quran adalah nur untuk kehidupan ini dan bekalan untuk akhirat”. Al-quran merupakan teman di dalam kubur dan juga pemberi syafaat di akhirat. Kita hendaklah sedaya upaya cuba istiqomah membaca Al-quran setiap hari sebab al-quran akan menuntut haknya di akhirat kelak,hak al-quran hendaklah kita khatam membacanya dua kali setahun. Jadi hendaklah setiap hari kita melapangkan masa untuk membaca al-quran,sekurang-kurangnya satu juzuk setiap hari,kalau tak dapat,satu ain atau setengah ain.

Amalkan juga untuk membaca surah2 berikut kerana byk kelebihannya:

1- surah yasin-seperti kita khatam al-quran sepuluh kali.

2- Surah waqiah-menjauhkan daripada kepapaan.

3- Surah as-sajadah dan al-mulk-menjauhkan dari seksa kubur.

4- Surah al-kahfi pada hari Jumaat-nur akan bersama kita sehingga Jumaat akan datang.


Kita hendaklah mengajar anak-anak kita supaya membiasakan diri membaca al-quran dan hendaklah azam supaya ada di antara anak-anak kita nanti bakal menjadi hafiz dan hafizah.InsyaAllah.


Zikir:


Berzikir iaitu mengingati Allah swt dalam setiap keadaan dan setiap apa yang kita lakukan hendaklah dihubungkan dengan Allah awt. Kita hendaklah berzikir sebanyak-banyaknya sehingga kita merasa yang Allah swt melihat kita senantiasa.


Banyak kelebihan zikir antaranya:

1- Zikir melembutkan hati

2- Memberi cahaya pada wajah

3- Menjauhkan syaitan dan menghancurkan kekuatannya,

4- Melahirkan cinta kepada Allah dan cinta merupakan roh Islam,sumber agama ,kebahagiaan dan kejayaan.

5- Menyebabkan keredhaan Allah swt.


Amalkan zikir 300 kali pagi dan petang

Tanda cinta pada Allah zikirlah subhanallah walhamdulillah wala ilaha illallahu wallahu Akbar 100 kali pagi petang, tanda cintakan nabi kita hendaklah selawat ke atasnya juga 100 kali pagi petang di mana satu selawat Allah akan ampunkan 10 dosa, diangkat 10 darjat dan diberi 10 kebaikan. Manakala tanda cinta pada diri kita hendaklah kita memohon keampunan dengan beristighfar 100 kali pagi dan petang yang mana dengan istighfar InsyaAllah dosa2 kita akan diampunkan walaupun sebanyak buih di lautan.Amalkan juga doa-doa harian dan tasbih Fátimah sebelum tidur mudah-mudahan amalan yang kita lakukan ini mendapat redha Ilahi.

Mendidik anak cara Sunnah

Sebagai seorang wanita solehah dan juga ibu pastinya kita mahukan anak-anak kita berjaya di didik mengikut acuan agama islam kerana hanya dengan cara yang ditunjukkan oleh agama kita sahaja mampu memabwa kejayaan di dunia dan akhirat.


Rasulullah saw bersabda:
"Sesungguhnya setiap bayi yang lahir itu fitrah(suci). Kedua ibubapanyalah yang mendidiknya menjadi Yahudi, Nasrani atau Majusi."

Anak-anak yang dilahirkan adalah seperti kain putih,bersih. maka ibu bapalah yang membentuk anak itu samada mahu menjadi seorang yang mentaati perintah Allah swt atau sebaliknya.setiap ibubapa harus bercita-cita untuk menjadikan anak-anaknya soleh solehah. Madrasah bagi anak-anak adalah bermula dari rumahnya sendiri dan ibubapa adalah guru terbaik untuk anak-anak ditarbiyah. Berikut adalah tips-tips yang dianjurkan dalam mendidik anak mengikiut cara Islam:
~Ketika ibu mengadung.ia haruslah banyak beribadah,membaca quran, terutama surah-surah seperti Yusuf, Luqman, Yassin dan Mariam.
~Ketika bayi lahir, diazankan bagi bayi lelaki dan diqamatkan bagi bayi perempuan,masukkan manisan ke dalam mulutnya,masukkan dengan jari telunjuk kanan dan ditekan ke langit-langit dan gerakkan ke kanan dan kiri, cukur rambutnya untuk menguatkan ingatan, beri nama yang baik dan adakan aqiqah pada hari ke tujuh setelah melahirkan.
~Menyusukan bayi sendiri sehingga berumur 2 tahun dengan menjaga adab seperti berwudhuk, membaca selawat dan berzikir ketika menyusukan bayi.
~Apabila anak sudah boleh menyebut perkataan ajarlah perkataan pertama itu dengan menyebut nama "Allah". Apabila lafaz Allah yang pertama disebut maka Allah swt akan membangkitkan kita dengan wajah bercahaya seperti bulan purnama di padang masyhar nanti.
~Ajar adab-adab dan sunnah seharian seperti adab tidur, adab makan, adab tandas dan sebagainya.
~Adakan majlis ilmu seperti majlis taklim setiap hari, ceritakan kisah kehidupan nabi dan para sahabat,bentangkan takaza-takaza agama, beritahu pada anak-anak tentang usaha dakwah, tanggungjawab berdakwah sehingga anak-anak dapat menyedari kepentingan dakwah tersebut.
~Segala perbuatan atau percakapan kita dengan anak-anak, hendaklah dihubungkan dengan kebesaran Allah. Ada 4 cara untuk meningkatkan keimanan anak-anak kita iaitu:
1. Dengan cara melihat
2. Dengan cara mendengar
3. Dengan cara berfikir
4, Dengan cara bercakap
`Anak-anak bersifat ingin tahu dan beritahu mereka ganjaran-ganjaran yang mereka terima apabila melaksanakan perintah Allah dan ceritakan juga suasana kehidupan akhirat.
~Ada 3 peringkat dalam mendidik anak
1. Peringkat bawah 7 tahun.
~ jadikan anak seperti raja, maksudnya mengikut keinginan dan cara mereka selagi tidak keterlaluan seperti dalam bergaul, bermain sesuai dengan perkembangan diri mereka..serta memberi pujian dan sanjungan pada mereka.
2. Peringakat 7-14 tahun
~ jadikan anak seperti hamba, maksudnya di waktu ini kita boleh memerintah anak-anak untuk mematuhi perintah Allah seperti bersolah dan seandainya anak-anak tidak menuruti maka kita boleh merotannya..
3. Peringkat 14 tahun ke atas
~ jadikan anak seperti kawan kita, maksudnya berkongsi segala masalah yang dihadapi anak-anak dan apa sahaja sesuai dengan umurnya. pendekatan lebih kepada mendengar permasalahan mereka dan berkongsi pendapat dengan mereka.
Mudah-mudahan dengan didikan seperti ini kita mampu melahirkan anak yang soleh-solehah,hafiz-hafizah, alim-alimah serta menjadi daei-daeiyah. InsyaAllah..

Hidup sederhana

Pesanan yang ke lima untuk para wanita amalkan dalam kehidupan harian dan rumahtangga adalah mengamalkan kehidupan yang sederhana seperti yang ditunjukkan oleh nabi dan para sahabat. Yang dimaksudkan dengan sederhana di sini ialah kita berbelanja mengikut keperluan kita walaupun kita mampu bukan mengikut kemampuan kita dan hawa nafsu semata-mata sehingga menyebabkan pembaziran dan sifat menunjuk akan harta yang kita miliki.Ada 5 perkara yang perlu disederhanakan dalam kehidupan kita iaitu:



11. Rumah.

Kita lihat rumah orang islam hari ini sudah jauh dari ciri-ciri rumah sahabat dan sahabiyah. Rumah kita sudah seperti rumah orang yahudi dan nasrani kerana dalamnya punya tv, perhiasan, perabot, meja makan dan lain-lain lagi yang kesemuanya adalah milik kehidupan orang yang kafir. Jadi rumah orang islam perlu menghindarkan perhiasan yang boleh menyebabkan pembaziran dalam rumah tersebut. Tidak guna rumah besar dan indah andaikata penghuni di dalamnya hidup jauh dari ketaatan kepada Allah dan rasulnya.




22. Pakaian.

Pakaian juga perlu sederhana seperti yang digariskan oleh islam. Bukan pakaian moden yang jauh dari ciri-ciri pakaian orang islam. Apatah lagi dengan suasana menyambut hari raya, sudah pasti pakaian baru menjadi pilihan kita. Tak cukup sepasang sebaliknya 2-3 pasang. Tidak salah tetapi biarla berpada2 kerana pakaian yang tidak kita pakai itu akan di hisab di hari akhirat kelak.




33. Makanan.

Di bulan ramadhan yang sedang kita lalui sekarang ni, sudah tentu makanan yang berlebihan pasti berlaku apatah lagi dengan sifat teruja dan nafsu kita melihat makanan di bazaar ramadhan. Belanja berlebihan sehingga membazir. Maka kita kena muhasabah makanan yang kita mahu makan, kalau biasa kita makan 3-4 jenis makanan, cubalah kita kurangkan kepada 2 jenis sahaja. Mudah2an dengan cara itu mengingatkan kita kepada insan yang tidak berkemampuan dan kita dapat belajar mensyukuri nikmat pemberian Allah Taala.




44. Kenderaan.

Ramai orang yang punya impian untuk memiliki kereta besar dan mewah. Maka mereka yang mahu mencontohi kehidupan sahabat sahabiyah perlula bersederhana dalam kenderaan. Cukuplah kenderaan itu digunakan kerana keperluan bukan kerana menunjukkan kemewahan kita. Dan tidak perlulah kita menghiasi kenderaan itu pada perkara yang tidak perlu.




55. Kenduri.

Sederhana dalam kenduri terutama kenduri perkahwinan. Ambil yang perlu sahaja, tidak perlu bersanding untuk menunjuk2, makan beradab atau berhias pelamin dan bersolek. Dikatakan permulaan keberkatan hidup suami isteri adala pada akad nikahnya,jikalau dalam hari perkahwinan sudah ada unsur kemaksiatan,sudah tentu tiada keberkatannya,maka tidak mustahil seandainya rumah tangga mereka itu penuh masalah dengan ranjau duri kerana diawalnya sudah tidak mengikut syariat islam.


Jadi kita perlula memikirkan kehidupan kita agar wujud kesederhanaan dalam setiap tindak tanduk kita supaya tidak bertentangan dengan ajaran islam. Dikatakan sederhana itu terbahagi kepada 2 bahagian.

1. Melalui jalan taqwa-iaitu jalan yang ditunjukkan oleh rasul saw dan para sahabat.

2. Melalui jalan fatwa- iaitu jalan yang dibolehkan oleh ulama.

Rasulullah saw bersabda, ‘Sungguh beruntung orang yang memeluk islam, diberi rezeki yang cukup, dan dibuat merasa qanaah (cukup/ puas) oleh Allah dengan apa yang diberikan-Nya.’ [HR. Muslim 1054]

Makanan Yang Di Larang Utk Pengantin Perempuan

"Telah menceritakan kepada kami oleh 'Amru bin Hafsah
dan Abu Naar dari Muhammad bin Al-Haitham dari Ishak
bin Hanjih, dari Husaif dari Mujahid daripada
Al-Khudri yang berkata :

"Rasulullah s.a.w. telah
berwasiat kepada Saidina Ali bin Abi Talib r.a di mana
baginda telah bersabda : "Wahai Ali, bila pengantin
perempuan masuk ke dalam rumahmu, maka (suruh ia)
tanggalkan kasutnya ketika ia duduk dan (suruh ia)
membasuh kedua-dua kakinya . Maka sesungguhnya apabila
kamu berbuat demikian Allah mengeluarkan tujuh puluh (
70 ) jenis kefaqiran dari rumah kamu,! dan Allah
s.w.t. menurunkan tujuh puluh ( 70 ) rahmat yang
sentiasa menaungi di atas kepala pengantin sehingga
sentiasa keberkatan itu meratai setiap penjuru rumahmu
dan pengantin itu sejahtera dari penyakit gila, sawan
(gila babi) dan sopak selama mana ia berada di dalam
rumah tersebut. Laranglah pengantin itu daripada
memakan dan meminum empat ( 4 ) jenis makanan ini pada
minggu pertama perkahwinan iaitu :


1. Susu

2. Cuka

3. Coriander (Ketumbar)

4. Apple Masam


Saidina Ali r.a bertanya : "Wahai Rasulullah,
mengapakah empat jenis makanan ini di larang..?"

Baginda menjawab : "Kerana rahim perempuan itu kering
dan sejuk, dengan sebab dari empat perkara (makanan)
ini untuk menghalang dari dapat anak. Sesungguhnya
tikar di penjuru rumah adalah lebih baik daripada
perempuan yang tidak dapat anak."

Saidina Ali r.a ! bertanya : "Wahai rasulullah,
mengapakah cuka itu di larang..? (semasa haid dan
semasa minggu pertama perkahwinan) ."

Baginda menjawab : "Apabila ia minum cuka semasa haid,
sesungguhnya haidnya itu tidak akan bersih
selama-lamanya secara sempurna .

Mengenai Coriander (ketumbar) ia mengganggu haid di
dalam perutnya dan menyukarkan kepadanya kelahiran .

Tentang Apple masam, ia memotong haid sebelum masanya
maka menjadikan haid itu berlalu begitu saja dengan
sebabnya."




"Kejayaan Manusia, Hanya Dalam Agama. Sejauh Mana Dapat Taat Perintah Allah, Dan Hidup Ikut Cara Nabi SAW" Insya Allah.

6 Sifat Sahabat

MUDZAKAROH
ENAM SIFAT

Allah swt meletakkan kejayaan manusia dunia dan akherat dalam
agama yang sempurna seperti yang dibawa oleh Rosulullah saw.
Umat pada saat ini belum ada kekuatan untuk mengamalkan agama
secara sempurna.
Para sahabat ra. telah dapat mengamalkan agama secara sempurna
karena memiliki 6 sifat.


1. Yakin terhadap kalimat thoyyibah LA ILAAHA IL-LALLAH
MUHAMMADURROSUULULLAH
2. Sholat khusu’ wal khudu’
3. Ilmu ma’a dzikir
4. Ikhromul muslimin
5. Tashihunniat
6. Dakwah dan tabligh

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Setiap sifat dipelajari ARTI, MAKSUD, FADHILLAH dan CARA
MENDAPATKANnya.

1. LA ILAAHA IL-LALLAH MUHAMMADURROSUULULLAH

1a. LA ILAAHA IL-LALLAH
ARTI MAKSUD FADHILAH CARA
MENDAPATKANNYA
Tidak ada
yg berhak
disembah
selain
Allah Swt
Mengeluarkan
keyakinan pada
makhluk dari hati
kita dan
memasukkan
keyakinan hanya
kepada Allah
kedalam hati kita
Dari Abu dzar r.a. berkata, Nabi Saw bersabda : tidak ada seorang hamba pun yang
mengucapkan La ilaaha il-lallah kemudian dia mati diatas keyakinan tersebut kecuali dia masuk
surga (HR.Bukhari)
Dari Abu bakar siddiq r.a.berkata, Nabi Saw bersabda : Barangsiapa bersaksi tidak ada tuhan yg
berhak disembah selain Allah dengan sepenuh hatinya, maka dia akan masuk surga dari pintu
mana saja yg dia kehendaki (HR. Abu Ya’la)
Dari Ali ra.berkata, Nabi Saw bersabda, Allah Swt berfirman dalam hadist qudsi : Sesungguhnya
aku adalah Allah, tidak ada yg berhak disembah selain aku. Barangsiapa yg mengakui ke-
Esaanku maka dia masuk dalam bentengku, barangsiapa masuk dalam bentengku maka dia
selamat dari adzabku (HR. Sairoji)
1. Dakwahkan pentingnya
iman dan fadhillah iman.
2. Latihan iman dan
membentuk halaqohhalaqoh
yang
membicarakan iman dan
rukun iman.
3. Berdo’a agar diberi hakikat
iman dalam hati

1b. MUHAMMADURROSUULULLAH
ARTI MAKSUD FADHILAH CARA MENDAPATKANNYA
Baginda
Muhmmad
saw adalah
utusan
Allah
Meyakini bahwa
satu-satunya jalan
untuk
mendapatkan
kejayaan dunia
dan akherat hanya
dg mengikuti
Rosulullah saw
Dari Itban Ibnu Malik ra.dari Nabi Saw bersabda : Tidak akan masuk neraka atau
dimakan api neraka orang yg bersaksi bahwa tidak ada yg berhak disembah selain
Allah dan sesungguhnya saya (Muhammad saw) adalah utusan Allah (HR. Muslim).
Dari Abu Hurairah ra.Nabi saw bersabda : Barangsiapa berpegang teguh dg sunahku
dikala rusaknya umatku, maka baginya pahala satu orang mati syahid (HR.Thobrani).
Barangsiapa menghidupkan sunahku, maka sungguh dia telah cinta padaku, dan
barangsiapa telah cinta padaku, maka dia bersama aku didalam surga (HR. Tirmidzi)
1. Dakwahkan pentingnya sunah
Rosulullah saw.
2. Latihan yaitu menghidupkan sunah
Rosulullah dalam kehidupan kita 24
jam/hari baik siroh (perilaku & akhlak),
suroh (penampilan sehari-hari), sariroh
(risau & fikiran).
3. Berdo’a agar diberi akhlak & sunah
Rasolullah

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------


2. SHOLAT KHUSU’ WAL KHUDU’
ARTI MAKSUD FADHILAH CARA MENDAPATKANNYA
Sholat dg
konsentrasi batin
dan merendahkan
diri dg mengikuti
cara yg
dicontohkan
Rosulullah saw
Membawa
sifat ketaatan
kepada Allah
di dalam
sholat
kedalam
kehidupan
sehari-hari
Allah swt berfirman : Sesungguhnya sholat itu dapat mencegah
perbuatan keji dan mungkar (Al-Ankabut : 45)
Allah swt berfirman : carilah pertolongan Allah dg sabar dan
sholat, sesungguhnya sholat itu berat kecuali atas orang-orang
yang khusu’ (Al-Baqoroh : 45)
Dari Annas ra.berkata, Rosulullah saw bersabda : sejuknya
mataku didalam sholat (HR. Nasa’i).
1.Dakwahkan tentang pentingnya sholat khusu’ & khudu’
2.Latihan :
- memperbaiki dhohirnya sholat (thoharoh, syarat dan
syahnya sholat, rukun sholat)
- menghadirkan keagungan sholat
- merasakan nikmat & lezatnya sholat
- belajar menyelesaikan masalah dengan sholat
- perbanyak sholat sunat rowatib & nawafil
3.Berdo’a agar diberi hakekat sholat khusu’ dan khudu’

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

3. ILMU MA’A DZIKIR

3a. ILMU
ARTI MAKSUD FADHILAH CARA MENDAPATKANNYA
Semua
petunjuk yg
datang dari
Allah
melalui
baginda
Rosulullah
saw
Mengamalkan
perintah2 Allah
swt pada setiap
saat dan keadaan
dg menghadirkan
keagungan Allah
kedalam hati serta
ikut cara
Rosulullah saw
Dari Muawiyah ra.berkata : Saya mendengar Nabi saw bersabda
: Barangsiapa yg Allah menghendaki kebaikan untuknya, maka
dia akan dipahamkan dalam agama. Saya hanya membagi dan
Allah yg memberi (HR.Bukhori)
Dari Abu Dzar ra. Rosulullah saw bersabda kepadaku : Ya Abu
Dzar, sungguh kamu berangkat pagi2 untuk belajar satu ayat dari
kitab Allah, itu lebih baik bagimu dari pada engkau sholat 100
rekaat dan engkau berangkat pagi hari untuk belajar satu bab
dari ilmu, baik diamalkan atau tidak, itu adalah lebih baik
bagimu daripada engkau sholat 1000 rekaat (HR. Ibnu Majah).
Dari Abu Hurairoh ra.berkata : Rosulullah saw bersabda :
Barangsiapa melalui satu jalan untuk menuntut ilmu, maka Allah
akan mudahkan dia jalan menuju surga (HR. Muslim)
ILMU FADHOIL :
1.Dakwahkan pentingnya ilmu Fadhail
2.Latihan :
- duduk dalam halaqoh taklim di rumah dan di masjid
- mengajak manusia dalam halaqoh taklim
- menghadirkan fadhilah dalam setiap beramal
3.Berdo’a agar diberi hakekat ilmu fadhail
ILMU MASAIL :
1.Dakwahkan pentingnya ilmu masail
2.Latihan :
- duduk dalam majelis masail dg para ulama
- bertanya masalah agama baik ubudiyah maupun muamalah
- berziaroh kepada para ulama
3.Berdo’a agar diberi hakekat ilmu masail

3b. DZIKIR
ARTI MAKSUD FADHILAH CARA MENDAPATKANNYA
Mengingat
Allah
sebagaimana
keagungan
Allah swt
Mengingat Allah
dalam setiap saat
dan keadaan dg
menghadirkan
keagungan Allah
kedalam hati serta
ikut cara
Rosulullah saw
Dari Abu Musa ra. berkata Nabi saw bersabda : Perumpamaan orang
yang berdzikir kepada tuhannya dan orang yg tidak berdzikir kepada
tuhannya seperti orang yg hidup dan orang yg mati (HR. Bukhori).
Allah swt berfirman : Ingatlah kepadaku niscaya aku ingat kepadamu
(Al-Baqoroh : 152)
Allah swt berfirman : Ingatlah, bahwasanya hanya dengan mengingat
Allah hati menjadi tenang (Ar-ro’ad : 28)
1. Mendakwahkan pentingnya dzikir
2. Latihan :
- istighfar, sholawat, tasbihat 100x setiap pagi
petang (setelah subuh dan Ashar)
- tasbih, tahmid, takbir 33x selesai sholat fardhu
- jangan tinggalkan do’a-do’a masnunah
- membaca Al-Qur’an minimal 100 ayat/hari
3. Berdo’a supaya diberi hakekat dzikir

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

4. IKROMUL MUSLIMIIN
ARTI MAKSUD FADHILAH CARA MENDAPATKANNYA
Memuliakan
sesama
muslim
Menunaikan hak
sesama muslim
tanpa menuntut
hak dari mereka
Dari Abu Hurairoh ra.berkata Rosulullah saw bersabda : Barangsiapa yang
menghilangkan satu kesusahan dari seorang muslim dri pada kesusahan2 dunia,
maka Allah akan menghilangkan darinya satu kesusahan dari kesusahan2
akherat.
Barangsiapa yg menutup aib seseorang muslim, maka Allah akan menutup
aibnya di dunia dan akherat
Allah swt akan selalu meolong seorang hamba selagi dia selalu menolong
saudaranya (HR.Tirmidzi)
1. Mendakwahkan pentingnya ikhromul
muslimin
2. Latihan :
- minimal memberi salam kepada saudara
muslim baik yg dikenal atau tidak dikenal
- menyayangi yg muda, menghormati yg tua,
memuliakan ulama dan saling
menghormati terhadap yg sebaya
- membaur dg orang yg wataknya berbeda2
3. berdo’a agar diberi hakekat akhlaknya
baginda saw

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

5. TASHIIHUN NIYYAT
ARTI MAKSUD FADHILAH CARA MENDAPATKANNYA
Membetulkan
niat
Membersihkan
niat dalam setiap
amalan, sematamata
karena
Allah swt
Dari Abu umamah Albahili ra.berkata Rosulullah saw bersabda : Sesungguhnya
Allah swt tidak menerima amalan kecuali yang ikhlas dan mencari ridho Allah
swt (HR.Muslim).
Dari Abu Hurairah ra.berkata Rosulullah saw bersabda : Sesungguhnya Allah swt
tidak melihat bentuk rupamu dan hartamu tapi Allah swt melihat kepada hatimu
dan amalanmu (HR. Muslim).
Dari Sa’ad ra.dari Nabi saw bersabda : Hanyalah pertolongan Allah swt kepada
umat ini dengan sebab orang2 yang lemah diantara mereka, yaitu dengan do’a,
sholat dan keikhlasan mereka (Nasa,i).
1. Dakwahkan pentingnya ikhlas dalam
setiap beramal semata2 hanya mencari
ridho Allah
2. Latihan :
- Sebelum beramal (tidak salah niat)
- Disaat beramal (tidak riya’)
- Sesudah beramal (tidak diungkit2)
3. Berdo’a agar diberi & dijaga hakekat
niat yang ihklas dalam hati

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

6. DA’WAH WAL TABLIGH
ARTI MAKSUD FADHILAH CARA MENDAPATKANNYA

6a. Dakwah
artinya
Mengajak
Memperbaiki diri yaitu
dengan diri, harta, dan waktu
seperti yg diperintahkan
Allah swt
Allah swt berfirman : Tidak ada yg lebih bagus perkataannya melebihi
orang yg mengajak kepada Allah dan beramal sholeh dan dia berkata :
Sesungguhnya saya adalah termasuk orang2 yang berserah diri kepada
Allah (Al-Fushilat : 33)
6b. Tabligh
artinya
Menyampaikan
Menghidupkan agama secara
sempurna pada diri sendiri
dan semua manusia
diseluruhkan alam dengan
menggunakan harta dan diri
sendiri
Dari Abi Mas’ud Albadri Alansari ra.berkata Rosulullah saw bersabda :
Barangsiapa menunjukkan suatu kebaikan, maka dia akan mendapatkan
pahala orang yg mengamalkannya (HR. Abu Daud)
Dari Annas ra.berkata Rosulullah saw bersabda : Sungguh sepagi atau
sepetang dijalan Allah itu lebih baik dari pada dunia dan seisinya (HR.
Bukhori)
1. Dakwahkan pentingnya dakwah
dan tabligh
2. Latihan minimal 4 bulan seumur
hidup, 40 hari setiap tahun, 3 hari
setiap bulan, & 2.5 jam setiap hari
3. Berdo’a agar diberi hakekat da’wah
dan tabligh
ATAS PENTINGNYA PERKARA DIATAS, MAKA SAYA BERNIAT UNTUK MENGAMALAKAN DAN MENYAMPAIKAN KEPADA YANG LAINNYA,
BAGAIMANA DENGAN SAUDARA-SAUDARA (Insya Allah).

6 Sifat Sahabat

Ulama’ kita telah gariskan , Kejayaan Umat ini , dan Umat akan datang Adalah apabila mereka mengikut jejak para sahabat R.A Kerana mereka di cintai Rasulullah SAW

“Apabila kamu ingin meniru, maka tirulah mereka yang telah mati ( sahabat2 R.A ) - Hadis

Sahabat R.A dapat title R.A , yakni kehidupan mereka di dunia , Allah telah redha dengan kehidupan mereka di dunia.

Kita umat yang sama, macam mana nak jalani kehidupan di dunia ini Dengan dapat redha Allah, maka kita kene ikut jejak para Sahabat R.A

“SahabatKu Umpama bintang di langit, ikutilah mereka, nescaya kamu tidak akan sesat” – hadis

Jadi , Ulama’ telah gariskan beberapa perkara supaya kita dapat mengikuti jejak langkah mereka yang mulia.

Umumnya, Sahabat R.A ada 6 sifat yang mulia, iaitu :
Mereka ada hakikat Yakin atas kalimah LA ILA HA ILLA ALLAH, MUHAMMADUR RASULULLAH
Mereka ada hakikat solat yang khusyuk dan khuduk
Mereka ada hakikat ilmu dan zikir
Mereka ada Ikramul muslimin
Mereka ada hakikat Niat Yang Ikhlas
Mereka ada Hakikat Dakwah dan Tabligh ( Lapang Diri, masa dan harta , Keluar di Jalan Allah )
Jadi , ke enam2 sifat inilah yang kita kene usahakan dalam diri kita. Ulama’ kata, bila mana 6 perkara ini ada dalam diri kita , maka kita mudah menuju kepada kesempurnaan agama Insya Allah.

Sekarang Kita muzakarahkan , macam mana ke enam2 perkara ini dapat hadir dalam diri kita.

1. USAHA ATAS KALIMAH LA ILA HA ILLA ALLAH, MUHAMMADUR RASULULLAH

KALIMAH LA ILA HA ILLA ALLAH :

MAKSUD :

Maksud dari pada kalimah ini , adalah “meyakini hanya sanya Allah SWT sahaja yang berkuasa,
Makhluk langsung xde kuasa”

CARA NAK DAPAT :

Jadi untuk dapat hakikat yakin pada Allah yang sempurna dalam hati, maka hari2 kene banyak cakap kebesaran Allah. Nafikan kebesaran makhluk, isbatkan kebesaran Allah dalam hati.Jumpa manusia, cakap kebesaran Allah. Supaya kebesaran Allah akan masuk dalam hati , Insya Allah.

KELEBIHAN:
Bilamana akhir kalam dapat ucap kalimah toyyibah ini, maka wajib syurga baginya Insya Allah. Iman sebesar zarah, Allah Ta’ala bagi syurga 10 kali luas dunia , Insya Allah.

KALIMAH MUHAMMADUR RASULULLAH

MAKSUD :

Meyakini hanya dengan cara Nabi SAW sahaja, bawa kejayaan pada kita, dunia dan akhirat.

Sunnah Nabi SAW terbahagi kepada 3 iaitu :

1. Sunnah Surah (Penampilan Nabi SAW)
2. Sunnah Sirah (perjalanan Nabi SAW)
3. Sunnah Sarirah ( fikir Nabi SAW)

CARA NAK DAPAT :

1. Penampilan Nabi SAW, umum mengerti macam mana penampilan Nabi SAW. Jadi kita punya penampilan pun kene macam Nabi SAW. (belajar2 Insya Allah)
2. Perjalanan Nabi SAW, Sunnah2 Baginda SAW dari Baginda SAW bangun tidur sampai Baginda SAW tidur balik. Kita pun kene wat perkara yang sama Insya Allah
3. Fikir Nabi SAW, adalah fikir risau umat nya, bagaimana setiap umat nya, boleh selamat dari azab api neraka , masuk syurga Allah SWT , Insya Allah. Kita juga kene belajar2 fikir risau umat Insya Allah.

KELEBIHAN

"Barangsiapa Mengikuti Sunnah Ku, Maka Dia Mencintai Ku, Barangsiapa MencintaiKu, Maka Dia Akan Bersama Ku Dalam Syurga" - Hadis

2. USAHA ATAS SOLAT YANG KHUSYUK DAN KHUDUK

MAKSUD :

Membawa ketaatan dalam solat, ke luar solat( dalam solat kita merendahkan pandangan, di luar solat kita merendahkan pandangan.Dalam solat kita zikir, di luar solat kita zikir, dll )

Ulama’ kata, mcm mana pembawakan kita dalam solat, mcm tu la kita di luar solat.Dalam solat kita tawajjuh, luar solat pun kita akan tawajjuh, Insya Allah
Begitulah sebaliknya.

Solat Yang paling tinggi mutunya , dapat tarik nusrah Allah secara tunai( Mcm mana kisah Saidina Ali K.AW tiada makanan, maka kisar gandum telah berputar mengeluarkan gandum asbab solat saidina Ali K.A.W tersebut. ) Dan Solat sekurang2nya, dapat cegah kita dari fasakh dan mungkar.

CARA NAK DAPAT:

Solat mengikut sunnah Nabi SAW, iaitu berjemaah, di tempat azan di azankan, di awal waktu.

KELEBIHAN :

Dengan jaga Solat, Allah SWT akan beri 5 ganjaran ,
1. Rezeki nya di permudahkan
2. Ditarik azab kubur
3. Mendapat buku catitan amal , dengan tangan kanan
4. Melintas titian sirat sepantas kilat
5. Masuk Syurga Tanpa Hisab

3. USAHA ATAS HAKIKAT ILMU DAN ZIKIR

Maksud Ilmu adalah mengetahui mana satu perintah Allah yang perlu diutamakan dalam satu2 keadaan.

Cthnya ketika bekerja, tiba2 azan berkumandang, maka satu orang yang ada kefahaman ilmu, dia akan tinggalkan kerja, dan pergi kepada sembahyang. Inilah kefahaman ilmu yang sebenar. Hari ni banyak orang tahu agama. Tapi tak faham kehendak agama yang sebenar, hakikatnya.

Maksud ilmu juga, “Apa2 yang dapat membantu kamu mebajawab soalan kubur, itulah dikatakan ilmu.”

CARA NAK DAPAT :

Ilmu terbahagi kepada dua , ilmu fadhail dan ilmu masail
Ilmu masail , kita leh belajar dengan guru2 yang mursyid.
Ilmu masail maksud nya adalah ilmu mengenai hukum hakam sesuatu perkara

Ilmu fadail adalah ilmu tentang kelebihan sesuatu amal
Ilmu fadail boleh kita perolehi dengan duduk dalam majlis taklim
Atau mendengar bacaan kitab fadhail amal ( di dalam majlis taklim )

*Kita duduk dalam majlis taklim fadhail amal, supaya kita sentiasa ada jazbah untuk mengamalkan sesuatu amal , Insya Allah.

KELEBIHAN :

Satu orang yg berilmu lebih di takuti oleh syaitan, dari 1000 orang abid.Tidur satu orang berilmu lebih ditakuti oleh syaitan dari seorang abid yang beribadah Sepanjang2 malam.

4. USAHA ATAS IKRAM MUSLIMIN

MAKSUD :

Menunaikan hak suadara(seislam) kita , tanpa menuntut hak.Memuliakan mereka, kerana iman yang ada dalam diri mereka.

Setiap orang islam adalah mulia di sisi Allah, kerana iman yang ada dalam diri mereka.

CARA NAK DAPAT :

1. Memuliakan Alim Ulama’
2. Menghormati Orang2 tua
3. Kasih Sayang kanak2

KELEBIHAN :

Menunaikan hak saudara seislam kita , Allah SWT akan bagi kita 73 hasanah 1 hasanah , Allah SWT akan bagi di dunia ( yang mana cukup utk keperluan kita di dunia ) 72 hasanah lagi, Allah SWT akan bagi di akhirat kelak.

Satu orang yang membatalkan niat iktikaf, kerana pergi menunaikan hajat saudara dia,Maka Allah SWT akan bagi dia 10 tahun pahala iktikaf yang di terima,
Satu malam ikitikaf, Allah SWT jauhkan dia dari api neraka sejauh 3 parit.Satu parit, adalah sejauh jarak langit dan bumi.

5. USAHA ATAS NIAT YANG IKHLAS

Ikhlas bermaksud, melakukan perintah2 Allah SWT , semata2 kerana Allah SWT.

CARA NAK DAPAT :

Kita kene selalu check niat kita, sebelum-semasa-sesudah beramal Pastikan ikhlas semata2 kerana Allah SWT.

KELEBIHAN :

Niat yang ikhlas semata2 kerana Allah SWT, Allah SWT akan lipat gandakan ganjaran amal.Sebagaimana satu orang Sahabat R.A yang sedekahkan satu biji tamar, dan dia ikhlas kerana Allah SWT, maka Nabi SAW bgtau, dia punya pahala adalah sebesar gunung uhud.

6. USAHA ATAS DAKWAH DAN TABLIGH

MAKSUD :

Membetulkan salah faham kita, bahawa diri dan harta kita bukan milik kita, tetapi Allah SWT telah beli diri dan harta kita dengan syurga.

Jadi kita kene infakkan diri dan harta kita di jalan Allah SWT

CARA NAK DAPAT :

Bagi masa keluar di jalan Allah ( untuk usaha atas iman diri sendiri dan mengajak orang lain untuk usaha atas iman) Selama 4bulan, atau 40 hari, atau 3hari.

Ulama’ kita bagitau, apa bila kita keluar jalan Allah SWT selama 4 bulan Maka Allah SWT akan bagi roh agama.

Macam mana bayi dalam kandungan, 4 bulan je, dia dapat roh/nyawa.

Satu wanita di zaman Saidina Umar r.a telah merindui suami nya yang keluar di jalan Allah Yg sangat lama.

Maka saidina Umar r.a telah Tanya adik perempuan nya, berapa lama wanita boleh bertahan sepeninggalan suami nya ke jalan Allah, maka adik nya telah bagi isyarat jari 3 atau 4.

Maka saidina Umar r.a telah memendekkan tempoh sahabat r.a keluar di jalan Allah SWT kepada 4 bulan sahaja

Bila keluar 40 hari, maka kita akan dapat istiqamah dengan amal2 yang kita buat masa 40 hari tersebut.

Satu orang sahabat r,a yang telah berada di satu tempat ( kerana urusan keluar di jalan Allah) Selama beberapa hari ( hampir 40 hari )

Maka Nabi SAW bgtau, kenapa tak dicukupkan 40 hari.

Satu orang sahabat r.a pernah keluar di jalan Allah SWT selama 3 hari.

KELEBIHAN :

Sepagi atau sepetang berada di jalan Allah, adalah lebih baik dari dunia dan segala isinya.

Debu2 yang melekat pada orang yang keluar di jalan Allah, maka anggota tersebut, Allah haramkan api neraka hatta asap nya sekali.

"Kejayaan Manusia, Hanya Dalam Agama. Sejauh Mana Dapat Taat Perintah Allah, Dan Hidup Ikut Cara Nabi SAW" Insya Allah.